Analisis Penerapan Good Manufacturing Practice (GMP) pada Proses Produksi Roti Gembong
Abstract
Perkembangan industri di Indonesia terus menerus meningkat sejalan
dengan berkembangnya teknologi dan sistem produksi yang mendukung industri
saat ini. Roti Gembong Hamasah merupakan perusahaan perseorangan yang
bergerak di bidang pangan yaitu industri pengolahan roti gembong. Jumlah
produksi rata-rata roti gembong yang dihasilkan setiap harinya yaitu sebanyak 10
kg dengan kapasitas unit pengolahan 20 kg/hari. Dalam pengolahan produksinya
dilakukan di rumah dengan alat yang sederhana. Meskipun hanya dilakukan di
rumah, Roti Gembong Hamasah sudah memiliki sertifikat Halal. Namun, Roti
Gembong Hamasah masih belum memiliki surat izin edar (BPOM) yang resmi dari
pemerintah. Untuk mendapatkan surat izin edar (BPOM), maka suatu perusahaan
harus memenuhi persyaratan dan standar yang sudah ditetapkan oleh badan tersebut
dan tidak ada penyimpangan kritis pada perusahaan. Salah satu cara untuk
memenuhi persyaratan tersebut yaitu dengan melakukan analisis Good
Manufacturing Practice (GMP).
Implementasi GMP dilakukan dengan mengevaluasi beberapa aspek.
Dimana terdapat 18 aspek pada penerapan GMP mulai dari aspek lokasi, bangunan,
fasilitas 15 sanitasi, mesin dan peralatan, bahan, pengawasan proses, produk akhir,
laboratorium, karyawan, pengemasan, label dan keterangan produk, penyimpanan,
pemeliharaan dan program sanitasi, pengangkutan, dokumentasi dan pencatatan,
pelatihan, penarikan produk, dan pelaksanaan pedoman. Analisis kesenjangan
dalam penelitian ini menggunakan metode gap analysis. Melibatkan
pengembangan kuesioner berdasarkan standar GMP yang terdiri dari 18 aspek dan
yang benar-benar terjadi di lapangan. Jumlah parameter pada 18 aspek ini yaitu 150
parameter yang diperoleh dari pedoman GMP menurut Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor 75/MIND/PER/2010. Berdasarkan analisis kesenjangan diperoleh rata-rata skor penerapan GMP
keseluruhan sebesar 73,33%, hal ini menunjukkan bahwa penerapan GMP pada
proses produksi roti gembong di UMKM Roti Gembong Hamasah masih perlu
ditingkatkan untuk memenuhi persyaratan standar GMP. Dari total 18 aspek yang
terdiri dari 150 sub aspek, tidak terdapat aspek yang memperoleh skor 0, 7 aspek
yang memperoleh skor 1, 12 aspek yang memperoleh skor 2, 83 aspek yang
memperoleh skor 3, dan 48 aspek yang memperoleh skor 4. 2. Faktor
penyebab penyimpangan GMP dengan diagram fishbone diperoleh 2 faktor
penyebab dari kategori metode (SOP dan pengawasan proses), 2 faktor penyebab
dari kategori lingkungan (kebersihan dan lokasi), 1 faktor penyebab dari kategori
manusia (karyawan), dan 2 faktor penyebab dari kategori material (kualitas bahan
dan komposisi bahan). Terdapat 102 parameter yang mengalami kesenjangan
dengan skor 0-3 dan setelah menggabungkan kesamaan kesenjangan diperoleh 41
rekomendasi. Rekomendasi dibentuk menjadi 2 perspektif yaitu perspektif pertama
dengan 41 rekomendasi yang dapat menyempurnakan penerapan GMP menjadi
100% dan diurutkan berdasarkan bobot skor tertinggi dengan total perkiraan
kebutuhan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp4.568.000, sedangkan perspektif kedua
dengan 28 rekomendasi tanpa biaya yang dapat meningkatkan penerapan GMP
sebelumnya menjadi 91,1%.