Show simple item record

dc.contributor.authorOSALINDRI, Fazaria Reza
dc.date.accessioned2024-10-14T02:03:35Z
dc.date.available2024-10-14T02:03:35Z
dc.date.issued2024-07-25
dc.identifier.nim181710301017en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124415
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 14 Oktober 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractHortikultura merupakan subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan salah satunya sayuran sawi caisim. Menurut data BPS tahun 2021- 2022, produksi sawi di Jawa Timur menunjukkan peningkatan dari 82.613 menjadi 82.994 ton. Desa Sukorambi Kecamatan Sukorambi dan Desa Pontang Kecamatan Ambulu merupakan daerah penghasil sawi caisim di Kabupaten Jember. Sawi caisim yang sudah dipanen akan melalui beberapa jalur dimulai dari petani, pengepul dan pedagang. Jalur distribusi yang dilewati akan berpengaruh terhadap mutu sawi, karena semakin panjang jalur, maka semakin banyak membutuhkan penanganan agar kualitas sawi tetap terjaga. Karakteristik sayuran daun yang bersifat perishable dan penanganan yang kurang tepat dapat menyebabkan komoditi sawi caisim rentan mengalami kehilangan dan kerusakan pascapanen baik dari segi jumlah maupun kualitas. Samad (2006) menyatakan kehilangan hortikultura di Indonesia akibat penanganan pascapanen cukup tinggi yakni mencapai 25-40%. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya penanganan pascapanen yang baik dan efektif untuk mencegah susut bobot, memperlambat perubahan kimiawi serta menghindari penurunan nilai jual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikai jalur distribusi, penanganan pascapanen dan dampak kehilangan sawi caisim pada setiap saluran distribusi di Desa Sukorambi dan Desa Pontang. Penelitian ini menggunakan Commodity System Assessment Method (CSAM). Dengan metode CSAM, penanganan pascapanen komoditas sawi caisim dapat dipantau sejak raw material hingga sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa jalur distribusi yang digunakan di Desa Sukorambi ada 2 yaitu jalur I (petani pengepul→konsumen), dan jalur II (petani→pengepul→pedagang→ konsumen), sedangkan jalur yang digunakan di Desa Pontang ada 4 yaitu jalur I (petani→konsumen), jalur II (petani→pengepul→konsumen), jalur III (petani→pedagang→konsumen), dan jalur IV (petani→pengepul→ pedagang→konsumen). Kehilangan pascapanen sawi caisim di Desa Sukorambi pada tingkat petani, pengepul, dan pedagang masing-masing sebesar 5,32% (signifikan), 1,67% (tidak signifikan), dan 7,3% (signifikan). Sedangkan dampak penanganan pascapanen di Desa Pontang Kecamatan Ambulu pada tingkat petani sebesar 4,8% (tidak signifikan), tingkat pengepul sebesar 1,3% (itdak signifikan), dan tingkat pedagang sebesar 9,3% (signifikan)en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng., IPM. Dosen Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP., M.M., IPU, ASEAN Eng.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectCommodity System Assessment Method (CSAM)en_US
dc.subjectKomoditas Sawi Caisimen_US
dc.subjectPenanganan Pascapanenen_US
dc.subjectKabupaten Jemberen_US
dc.titlePenerapan Commodity System Assessment Method (CSAM) pada Penanganan Pascapanen Komoditas Sawi Caisim di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiTeknologi Industri Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng., IPM.en_US
dc.identifier.pembimbing2Prof. Dr. Ida Bagus Suryaningrat, S.TP., M.M., IPU., ASEAN Eng.en_US
dc.identifier.validatorKacung- 9 Oktober 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record