Preferensi Konsumen Terhadap Beras Cerdas Di Dusun Krajan 2 Kencong, Kecamatan Kencong Kabupaten Jember
Abstract
Beras merupakan bahan pangan pokok bagi mayoritas penduduk
Indonesia. Beras juga merupakan komoditas politik yang sangat strategis,
sehingga produksi beras dalam negeri menjadi tolok ukur ketersediaan pangan
nasional. Jenis bahan pangan selain beras yang banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia adalah singkong. Singkong dapat diolah menjadi berbagai produk
diantaranya tepung MOCAF. MOCAF adalah produk tepung dari singkong yang
diproses menggunakan prinsip memodifikasi sel singkong secara fermentasi,
dengan menggunakan BAL (Bakteri Asam Laktat). Tepung MOCAF dapat
dijadikan sebagai bahan baku beras analog seperti beras cerdas. Beras cerdas
memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras biasa. Beras cerdas
merupakan produk baru yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat
luas. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji preferensi untuk mengetahui nilai
tingkat kesukaan masyarakat terhadap beras cerdas.
Penelitian dilaksanakan di Dusun Krajan 2 Kencong, Kecamatan Kencong,
Kabupaten Jember pada bulan Desember 2012 sampai Februari 2013. Penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan tiga perlakuan rasio antara beras cerdas
dengan beras putih yaitu A1 = 1:1 ( 1 beras cerdas dan 1 beras putih), A2 =2:1 ( 2
beras cerdas dan 1 beras putih) dan A3 = 1: 0 (100% beras cerdas). Parameter uji
preferensi yang digunakan meliputi rasa, tekstur, warna, kekenyalan, ukuran dan
aroma. Bahan-bahan yang dipakai adalah tepung MOCAF, tepung jagung, garam
, air, minyak, Gliserin monoserat, Sodium tripoli phosphat dan susu skim. Uji
preferensi dilakukan oleh 35 responden, terdiri dari 21 orang perempuan dan 14
orang laki laki. Pemilihan responden dilakukan dengan purposive sampling yaitu
responden dipilih tidak secara acak melainkan secara kebetulan. Responden yang
dipilih harus dalam keadaan sehat karena akan mempengaruhi penilaian responden terhadap beras cerdas. Uji preferensi dilakukan sebanyak tiga kali
selama tiga hari secara berurutan. Hari pertama uji yang dilakukan yaitu perlakuan
A1 perbandingan beras 1 :1 (1 cerdas dan 1 beras putih), lauk yang disajikan yaitu
ikan lele dan urap – urap. Hari kedua uji yang dilakukan yaitu perlakuan A2
perbandingan 2 : 1 (2 beras cerdas dan 1 beras putih), lauk yang disajikan yaitu
ikan mujaer dan urap urap. Sedangkan, untuk hari ketiga yaitu perlakuan A3
100% beras cerdas, lauk yang digunakan yaitu ikan lele dan urap urap.
Penelitian ini dilakukan dengan uji deskriptif untuk mengetahui nilai
tingkat preferensi responden terhadap beras cerdas. Uji preferensi menunjukkan
bahwa perlakuan A1 yaitu perbandingan beras cerdas dan beras putih (1:1) adalah
perlakuan yang paling disukai oleh responden karena lima dari enam parameter
pengamatan merupakan nilai preferensi yang paling tinggi . Pada perlakuan A2
perbandingan beras cerdas dan beras putih (2 : 1) hannya satu dari enam
parameter yang nilai preferensinya paling tinggi yaitu Parameter rasa. Parameter
rasa mempunyai nilai preferensi yang sangat tinggi daripada parameter yang
lainnya yaitu 4,49. Sedangkan beras cerdas 100% merupakan parameter yang nilai
preferensinya paling rendah dari perlakuan yang lainnya. Jadi, perbandingan yang
paling disukai oleh responden adalah perbandingan 1:1. Sedangkan parameter
yang paling disukai oleh responden adalah parameter rasa yang terdapat pada
perlakuan A2 dengan perbandingan beras cerdas dan beras putih (2:1).