Sifat Fisik, Kimia dan Sensori Boba dengan Berbagai Rasio Tepung Ubi Jalar Madu dan Tapioka
Abstract
Perkembangan teknologi dan inovasi pangan dapat meningkatkan varian
produk pangan baru dan daya tarik konsumen. Boba sebagai jenis isian pada
minuman yang tekstur kenyal mengandung pemanis yang tinggi dan memiliki
tekstur yang kurang lembut. Konsumsi boba dalam jumlah banyak dapat
mengakibatkan asupan kalori yang berlebih dan memicu gangguan kesehatan. Boba
tepung ubi jalar madu memiliki rasa manis alami dan bertekstur kenyal dan tidak
kering dibandingkan dengan boba tapioka cenderung keras dan kering karena
kandungan amilosa yang tinggi.Upaya peningkatan mutu boba dapat dilakukan
dengan menggunakan campuran tepung ubi jalar madu dan tapioka. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio tepung ubi jalar madu dan tapioka
terhadap karakteristik fisika, kimia dan sensori boba dan mengetahui formulasi
perbandingan terbaik tepung ubi jalar madu dan tapioka sehingga dihasilkan boba
ubi jalar madu.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor tunggal,
yaitu rasio tepung ubi jalar madu dan tapioka terdiri atas: 0:100, 10:90, 20:80,
30:70, 40:60, 50:50, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10 dan 100:0. Percobaan diulang
sebanyak dua kali. Boba mentah dilakukan analisis fisik (diameter dan densitas
kamba) dan analisis kimia (kadar air). Boba matang dilakukan analisis fisik
(diameter, densitas kamba dan tekstur), analisis kimia (kadar air, kadar pati, gula
reduksi), analisa sensori (warna, rasa, aroma dan tekstur) dan uji efektivitas. Data
yang diperoleh melalui analisis fisik dan kimia dianalisis menggunakan ANOVA
(Analysis of Variance) SPSS 24.0 dan menggunakan uji lanjut DNMRT (Duncan’s
New Multiple Range Test). Analisis sensori menggunakan Chi-square, hasil yang
diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan histogram. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan rasio tepung ubi jalar madu
dan tapioka berpengaruh nyata pada taraf signifikansi (α ≤ 0,05) terhadap boba
mentah (diameter, densitas kamba dan kadar air) dan boba matang (diameter,
densitas kamba, hardness, gumminess, chewiness, kadar air, kadar pati, gula
reduksi, warna, rasa, aroma dan tekstur). Tekstur boba tepung ubi jalar madu dan
tapioka tidak berpengaruh nyata pada taraf signifikansi (α ≤ 0,05) pada springiness.
Hasil uji efektivitas menunjukan bahwa formulasi terbaik didapat pada sampel
perlakuan rasio tepung ubi jalar madu dan tapioka 90:10 dengan nilai 0,73 yang
menunjukan boba mentah (diameter 0,92 cm, densitas kamba 0,40 gram/ml dan
kadar air 47,45%) dan boba matang (diameter 1,15 cm, densitas kamba 0,51
gram/ml, hardness 62,9 gf, gummines 103,2 gf, springness 0,46 gf, chewiness 53,
96 gf, kadar air 64,63%, kadar pati 11,81%, gula reduksi 30,47%). Hasil uji sensori
hedonik warna 4,2 (suka), hedonik rasa 4,15 (suka), hedonik aroma 4,1 (suka) dan
hedonik tekstur 4,05 (suka)