Rantai Pasok dan Strategi Pemasaran Susu Kambing di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Kabupaten Banyuwangi menjadi salah satu daerah penghasil susu kambing
terbesar di Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Songgon merupakan salah satu
kecamatan dengan populasi kambing perah tertinggi di Kabupaten Banyuwangi
yaitu sejumlah 634 ekor kambing perah pada tahun 2023. Para peternak menjual
susu kambing dalam bentuk susu kambing tanpa proses pengolahan lebih lanjut
kepada pedagang pengumpul lalu distributor dan selanjutnya diolah menjadi susu
bubuk oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) yang berada di Yogyakarta. Rantai
pasok yang saling terintegrasi Hubungan antara peternak kambing perah hingga
sampai pada Industri Pengolahan Susu (IPS) membentuk suatu sistem rantai pasok
yang saling terintegrasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) mengetahui rantai pasok
susu kambing yang berkaitan dengan aliran produk, aliran informasi dan aliran
keuangan di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi, 2) mengetahui strategi
pemasaran susu kambing di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi
yang ditentukan secara sengaja atau melalui purposive methode. Metode penelitian
yang digunakan yaitu deskriptif analitik. Jenis data yang dikumpulkan berupa data
primer dan sekunder. Analisis data menggunakan analisis Strenght Weakness
Opportunity Threats (SWOT) dan Quantitative Strategic Planning Matriks
(QSPM). Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran susu
kambing di Kecamatan Songgon sehingga diperoleh beberapa alternatif strategi
pemasaran. Lalu, dilanjutkan pada analisis QSPM untuk menentukan prioritas
strategi diantara alternatif strategi yang telah dirumuskan pada analisis SWOT.
Prioritas strategi pada analisis QSPM diperoleh berdasarkan nilai Total
Acttractiveness Scores tertinggi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada rantai pasok susu kambing di
Kecamatan Songgon memiliki tiga aliran yaitu aliran produk, aliran informasi dan
aliran keuangan. Terdapat beberapa mata rantai pasok yang terlibat yaitu peternak
ix
kambing perah, pedagang pengumpul, distributor, dan Inudstri Pengolahan Susu
(IPS). Terdapat dua saluran rantai pasok yaitu 1) peternak kambing perah –
konsumen, 2) peternak kambing perah – pedagang pengumpul – distributor –
Industri Pengolahan Susu (IPS). Pada analisis SWOT diperoleh hasil bahwa usaha
kambing perah dalam menghasilkan susu kambing di Kecamatan Songgon berada
pada posisi white area. Hasil perhitungan IFAS diperoleh nilai 2,41 dan hasil
perhitungan EFAS diperoleh nilai 2,47. Pada matriks Internak – Eksternal (IE)
berada pada posisi sel V yaitu posisi hold and maintain. Pada diagram analisis
SWOT berada pada kuadran I dengan titik koordinat (1,12 : 0,77) dengan strategi
yang dapat dilakukan adalah strategi agresif. Analisis QSPM dipeorleh prioritas
strategi yaitu melakukan quality control pada proses pemerahan susu kambing dan
memperkuat kelembagaan antar peternak kambing perah di Kecamatan Songgon
sehingga mampu melakukan pengolahan produk turunan susu kambing seperti susu
bubuk, susu UHT dan produk turunan lainnyadengan skor TAS sebesar 6,27.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]