Pengaruh Poc Nasa dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi Arabika (Coffea Arabica L.) Varietas S795
Abstract
Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar setelah Brazil dan Vietnam.
Perkebunan kopi di Indonesia dikelola oleh tiga sektor, diantaranya yaitu
Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar
Swasta (PBS). Dari luas areal perkebunan di indonesia, 95,37% termasuk
perkebunan rakyat. Pada tahun 2017, produktifitas kopi di Indonesia yaitu
775kg/ha. Sejak 2017 sampai estimasi hasil pada tahun 2021 mengalami kenaikan,
namun setelah diakumulatif, presentase produktifitasnya menurun.
Faktor yang mampu meningkatkan produktifitas kopi yaitu menggunakan
varietas kopi yang unggul. Beberapa varietas kopi arabika diantara yaitu S 795,
Andung Sari (AS) 1, AS 2k, United State Department of Agricultural (USDA) 762,
Abessinia (AB) 3 dan Siragar Utang. Selain varietas yang unggul, media tanam dan
pemupukan juga menjadi penentu keberhasilan budidaya kopi, terutama pada tahap
pembibitan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui komposisi media tanam
yang baik untuk pembibitan kopi arabika. Penelitian dilaksanakan pada bulan
November 2022 sampai Februari 2023 di desa Andung Sari, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Bondowoso. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan
Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor
pertama yaitu dosis POC Nasa (K) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu 0 ml/bibit (K0), 2
ml/bibit (K1), 4 ml/bibit (K2), dan 6 ml/bibit (K3). Sedangkan faktor kedua yaitu
komposisi media tanam yang terdiri 4 taraf, yaitu tanah top soil + pasir (1:1) (L0),
tanah top soil + pasir + kompos sapi (1:1:1) (L1), tanah top soil + pasir + kompos
kambing (1:1:1) (L2), tanah top soil + pasir + kompos sapi dan kambing
(1:1:0,5:0,5) (L3) sehingga terdapat 48 percobaan. Adapun variabel yang diamati
meliputi tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah daun (helai), jumlah
akar (helai), panjang akar (cm), volume akar (m3
), dan jumlah klorofil (unit SPAD).
Data pengamatan dianalisis menggunakan analisi ragam, apabila terdapat
perbedaan yang nyata akan di uji lanjut dengan Uji Jarak Beganda Duncan (UJD)
pada taraf 5%.
Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa 1) perlakuan POC Nasa
memberikan pengaruh nyata pada variabel jumlah klorofil, jumlah akar, dan
panjang akar. Rekomendasi perlakuan POC Nasa yang menunjukkan hasil terbaik
yaitu 6 ml/bibit (L3). 2) perlakuan kombinasi media tanam memberikan pengaruh
nyata pada variabel volume kar, dan berpengaruh sangat nyata pada variavel tinggi
tanaman, diameter batang, dan jumlah daun. Kombinasi media tanam terbaik yaitu
tanah top soil + pasir + kompos sapi + kompos kambing (1:1:0,5:0,5) (K3). 3)
interaksi perlakuan POC Nasa dan komposisi media tanam memberikan pengaruh
nayata pada variabel diameter batang dan jumlah akar. Kombinasi perlakuan terbaik
yaitu K3L3 (POC Nasa 6ml/bibit dengan media tanah top soil + pasir + kompos
sapi + kompos kambing (1:1:0,5:0,5).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]