Efektivitas Penambahan Kompos Sapi, Ayam dan Kambing untuk Konservasi Air Irigasi pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Abstract
Air merupakan komponen vital bagi makhluk hidup dan ketersediaannya
akan semakin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Efisiensi penggunaan
sumber daya air dalam irigasi pertanian menjadi isu penting karena sumber daya
air tidak selalu tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pertanian. Kemampuan kompos dalam mengikat air dapat menjadi solusi sebagai
salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas tanah dan konservasi air
dalam pertanian. Kemampuan kompos mengikat air bervariasi tergantung pada
bahan baku kotoran hewan yang digunakan. Penelitian ini menggunakan tanah
andosol sebagai campuran kompos sapi, ayam, dan kambing untuk media tanam
dan tanaman tomat untuk mengetahui pertumbuhan tanaman. Pengukuran
kelembapan dan pH tanah juga dilakukan untuk pengukuran daya ikat air dan
pertumbuhan tanaman tomat.
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Desa Jambekumbu, Kecamatan
Pasrujambe, Kabupaten Lumajang. Pada penelitian menggunakan 2 faktor 3
perlakuan, 1 kontrol dengan 3 kali ulangan yaitu jenis bahan baku kompos sapi,
ayam, dan kambing dan variasi pemberian pupuk 25% (500 g), 50% (1000 g), dan
75% (1500 g) dengan tanah andosol. Pembuatan media tanam pada penelitian
yaitu kontrol (tanah andosol tanpa perlakuan), S1 = kompos sapi 500 g dengan
tanah andosol 1500 g, S2 = kompos sapi 1000 g dengan tanah andosol 1000 g, S3
= kompos sapi 1500 g dengan tanah andosol 500 g, A1 = kompos ayam 500 g
dengan tanah andosol 1500 g, A2 = kompos ayam 1000 g dengan tanah andosol
1000 g, A3 = kompos ayam 1500 g dengan tanah andosol 500 g, K1 = kompos
kambing 500 g dengan tanah andosol 1500 g, K2 = kompos kambing 1000 g
dengan tanah andosol 1000 g, dan K3 = kompos kambing 1500 g dengan tanah
andosol 500 g. Pengukuran pada penelitian ini yaitu daya ikat air kompos dan
pertumbuhan serta produktivitas tanaman tomat. Pengukuran daya ikat air meliputi air yang tertahan, kelembapan, serta berat media tanam. Pengukuran
pertumbuhan tanaman tomat meliputi tinggi tanaman dan jumlah daun.
Pengukuran daya ikat air dilakukan 25 hari dan pengukuran pertumbuhan tanaman
dilakukan pada hari 0, 6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 setelah
tanam (HST).
Hasil pengukuran akan dianalisis menggunakan Two Way ANOVA dan
akan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test).
Berdasarkan hasil penelitian analisis pemberian jenis pupuk sapi, ayam, dan
kambing dengan variasi pemberian pupuk terhadap uji daya ikat air dan
pertumbuhan tanaman tomat berbeda nyata. Perlakuan pemberian pupuk kambing
1500 g dan tanah andosol 500 g terhadap uji daya ikat air memiliki hasil paling
efektif untuk konservasi air irigasi pada tanah andosol. Perlakuan pemberian
pupuk sapi terhadap budidaya tanaman tomat dan produktivitas tanaman tomat
memiliki hasil paling baik.