Keberlanjutan Usahatani Mawar di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember
Abstract
Tanaman florikultura merupakan salah satu komoditas hortikultura yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu produk florikultura adalah bunga
mawar. Desa Karangpring merupakan salah satu desa di Kabupaten Jember yang
berpotensi sebagai penghasil bunga mawar dan menjadi desa yang produksi
tertinggi di Kecamatan Sukorambi. Usahatani mawar di Desa Karangpring
menghadapi permasalahan yang dapat mengancam keberlanjutan usahatani seperti
rendahnya produktivitas yang berarti jumlah produksi bunga mawar masih
tergolong rendah sehingga mengakibatkan petani mengalami kerugian dari biaya
yang dikeluarkan maupun pendapatannya, kondisi harga jual bunga mawar juga
masih berfluktuatif dan sering berada dalam posisi rendah sehingga ketidakpastian
penghasilan dari petani, dan kualitas pengetahuan dan keterampilan masih kurang.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis keberlanjutan usahatani
mawar di Desa Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dilihat dari
dimensi sosial, ekonomi, ekologi, etika dan teknologi; dan 2) menganalisis
hubungan antara karakteristik petani (umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman
berusahatani dan jumlah anggota keluarga) dengan keberlanjutan usahatani
mawar. Penelitian ini menggunakan teori dari Soetriono & Suwandari (2016)
bahwa keberlanjutan pertanian dilihat dari dimensi sosial, ekonomi, ekologi, etika
dan teknologi. Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini pendekatan kuantitatif. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling dengan menggunakan rumus slovin. Analisis data yang digunakan untuk
menjawab rumusan masalah adalah analisis Multidimensional Scalling (MDS)
dengan pendekatan rap-rosefarm dan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) nilai indeks keberlanjutan usahatani
mawar di Desa Karangpring secara multidimensi berada dalam kategori cukup
berkelanjutan dengan nilai sebesar 53,22. Hal tersebut berarti indeks pada dimensi
sosial, ekonomi, ekologi, etika dan teknologi berpengaruh terhadap keberlanjutan
usahatani mawar dan sebagian besar petani di Desa Karangpring masih tetap
bertahan untuk menanam bunga mawar meskipun produksinya berada dalam
kategori rendah serta kondisi sarana dan prasarana yang masih belum mendukung.
Analisis lima dimensi keberlanjutan menunjukkan bahwa dimensi sosial,
ekonomi, ekologi dan etika berada dalam kategori cukup berkelanjutan,
sedangkan dimensi teknologi berada dalam kategori kurang berkelanjutan.
Analisis leverage menunjukkan terhadap 18 atribut dari 32 atribut yang
berpengaruh terhadap status keberlanjutan usahatani mawar di Desa Karangpring.
Atribut yang sensitif perlu dilakukan perbaikan untuk meningkatkan status
keberlanjutan usahatani mawar. 2) Variabel yang berhubungan secara signifikan
dengan keberlanjutan usahatani mawar adalah umur, pendidikan dan pengalaman
berusahatani.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]