Pengaruh Konsentrasi Bioherbisida Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Terhadap Pertumbuhan Gulma Sintrong (Crassocephalum crepidiodes Benth S. Moore))
Abstract
Organisme Pengganggu Tanaman merupakan organisme yang memiliki
peran sebagai musuh petani dikarenakan kerap mengganggu pertumbuhan tanaman
budidaya. Gulma adalah OPT berupa tumbuhan yang kemunculannya tidak
diharapkan oleh petani karena dapat menyebabkan kerusakan secara perlahan
akibat persaingan yang terjadi antara gulma dengan tanaman budidaya.
Gulma sintrong menjadi salah satu gulma yang memiliki sifat resisten
terhadap senyawa aktif Parakuat. Penemuan resistensi dari gulma sintrong tersebut
membuat perlu adanya alternatif pengendalian. Pengendalian yang dapat dilakukan
yaitu penggunaan bioherbisida karena lebih aman bagi lingkungan. Bioherbisida
mudah diperoleh petani karena bahan bakunya tersedia di alam, salah satunya yaitu
berbahan dasar gulma. Gulma yang dapat digunakan sebagai bioherbisida adalah
gulma babadotan (Ageratum Conyzoides L.). Bioherbisida yang berasal dari sari
daun babadotan dapat menekan pertumbuhan gulma rumput teki pada konsentrasi
50% karena babadotan memiliki senyawa fenol yang termasuk ke dalam alelokimia.
Penelitian dilaksanakan di Greenhouse dan di Laboratorium Teknologi
Pengendalian OPT Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas
Jember. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial yang terdiri dari 6 perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang
digunakan yaitu kontrol menggunakan akuades, herbisisda kimia (Round up), dan
bioherbisida babadotan dengan konsentrasi 1%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10%. Data
dianalisis menggunakan ANOVA dan apabila menunjukkan adanya pengaruh
nyata, diuji lanjut menggunakan Duncan’s Multi Range Test pada taraf 5%.
Pengaplikasian bioherbisida dari gulma babadotan (A. conyzoides) memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan gulma sintrong (C. crepidioides.) Bioherbisida
gulma babadotan (A. conyzoides) dengan konsentrasi 10% berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, fitotoksisitas, berat basah, dan berat kering
dari gulma sintrong (C. crepidioides.). Berdasarkan hasil penelitian, ternyata
bioherbisida gulma babadotan (A. conyzoides) dengan konsentrasi 10%
menunjukkan hasil yang tidak sebaik penggunaan herbisida kimia sintesis dengan
merk dagang Round-Up yang dengan cepat dapat mematikan gulma sintrong
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]