Pengaruh Pemberian Kompos Daun Kering dan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.)
Abstract
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditas perkebunan yang banyak
dibudidayakan di Indonesia, komoditi ini sangat penting di Indonesia karena
mempunyai peran dalam perekonomian di Indonesia sejak tahun 1930, ), realisasi
ekspor kakao dalam bentuk biji pada tahun 2017 mencapai 355.32 ribu ton dan pada
tahun 2019 mencapai 358.48 ribu ton. Luas areal perkebunan kakao di Jawa Timur
selama lima tahun terakhir mengalami penurunan, pada tahun 2017 luas areal
perkebunan kakao di Indonesia sebesar 58.50 ribu hektar selanjutnya mengalami
penurunan sebesar 1.4% hingga pada tahun 2021 luas areal perkebunan kakao
menjadi 41.50 ribu hektar.
Permasalahan yang dihadapi dalam pembibitan kakao adalah kurangnya
ketersediaan hara karena bahan kimia yang menyebabkan residu pada tanah, sehingga
pertumbuhan bibit kakao menjadi tidak optimal,, sehingga jumlah produksi tanaman
perkebunan kakao di Jawa Timur mengalami penurunan dalam waktu lima tahun
terakhir, pada tahun 2017 jumlah produksi kakao mencapai 270.00 ribu ton
selanjutnya pada tahun 2021 jumlah produksi menurun sebesar 1.2% hingga pada
tahun 2021 jumlah produksi kakao di jawa timur 210.80 ribu ton, untuk
mengoptimalkan pertumbuhan bibit kakao adalah dengan memberikan campuran
pupuk organik pada media tanam dan pemberian mikoriza.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis
kompos dan mikoriza terhadap pertumbuhan bibit kakao. Penelitian ini dilaksankan
di Greenhouse Agrotechnopark Universitas Jember pada bulan Maret sampai dengan
Juni 2023.
Penelitian ini menggunakan pola dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL)
faktorial yang terdiri dari 2 faktor, dan diulang 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah
dosis kompos daun kering (K) yang teridiri atas 3 taraf yaitu (K₀) tanpa perlakuan
kompos daun kering (kontrol), (K₁) dosis kompos daun kering 60 g/polybag, (K₂)
dosis kompos daun kering 120 g/polybag dan faktor kedua yaitu (M₀) tanpa perlakuan
fungi mikoriza arbuskular (kontrol) (M₁) dosis mikoriza arbuskular 15 g/polybag
(M₂) dosis mikoriza arbuskular 30 g/polybag sehingga terdapat 27 unit satuan
percobaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat interaksi sangat nyata pada
variabel infeksi akar dan berpengaruh nyata pada variabel volume akar dan berat
basah tanaman dengan kombinasi perlakuan terbaik yaitu pemberian kompos 120
g/tanaman dan mikoriza 30 g/tanaman (K2M2). (2) Faktor pemberian dosis kompos
(K) berpengaruh nyata terhadap varaiabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter
batang dan berat kering tanaman dengan perlakuan terbaik yaitu pemberian dosis
kompos (K) 120 g/tanaman. (3) Faktor pemberian mikoriza berpengaruh sangat nyata
terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan berat kering
tanaman dengan perlakuan terbaik yaitu pemberian dosis mikoriza (M) 30 g/tanaman.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]