Pengaruh Bentuk dan Material Sarang terhadap Perkembangan Semut Hitam (Dolichoderus sp.) di Perkebunan Kopi
Abstract
Salah satu penghasil kopi terbesar di Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten
Jember. Kabupaten Jember memiliki luas perkebunan kopi seluas 18.318 ha (BPS
Jawa Timur, 2023). Silo merupakan salah satu kecamatan sentra produksi kopi
terbesar di Kabupaten Jember. Kecamatan Silo pada tahun 2022 memiliki luas
tanam 6.442 ha dengan produksi 4.193 ton (BPS Kabupaten Jember, 2023). Desa
Pace menjadi salah satu sentra produksi kopi di kecamatan ini dengan memiliki
luas lahan sekitar 5.107 ha. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa Desa Pace
memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas kopi di Kabupaten Jember.
Produksi kopi di Kabupaten Jember mengalami fluktuatif setiap tahunnya, hal
ini menjadikan produksi kopi cenderung tidak stabil. Kendala yang menyebabkan
ketidakstabilan produksi tanaman tersebut disebabkan karena beberapa faktor,
salah satu diantaranya yaitu adanya serangan hama penggerek buah kopi (PBKo).
PBKo merupakan hama utama tanaman kopi (Munawaroh dkk., 2021). Intensitas
serangan hama ini dapat mencapai presentase 89-90% dan apabila tidak dilakukan
pengendalian secara tepat menyebabkan presentase serangan mencapai 100 %
(Rasiska dkk., 2022).
Semut hitam merupakan salah satu musuh alami PBKo. Semut hitam
memiliki potensi sebagai musuh alami PBKo dapat ditingkatkan melalui teknologi
konservasi semut hitam. Namun, teknologi konservasi semut hitam menggunakan
sarang semut buatan pada tanaman kopi masih belum optimal dilakukan karena
umumnya hanya dilakukan pada tanaman kakao. Oleh karena itu, penting
dilakukan penelitian bentuk dan material sarang terhadap perkembangan semut
hitam di perkebunan kopi untuk mendukung peningkatan populasi musuh alami
semut hitam di Desa pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember.
Penelitian ini dilakukan dengan cara konservasi semut hitam menggunakan
sarang buatan terbuat dari bambu dan kayu lapis yang diaplikasikan bersama
material daun kering melalui metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
Faktorial terdiri dari dua faktor yaitu A dan B. Faktor A adalah bentuk sarang
yang terdiri dari dua bentuk (tabung dan kubus), Faktor B adalah material sarang yang terdiri dari tiga material (kelapa, kopi, kakao). Terdapat 6 kombinasi
perlakuan pada 3 ulangan yang berbeda. Alur kerja penelitian ini dari penelitian
ini yakni meliputi: 1) pembuatan sarang semut buatan, 2) penempatan sarang, 3)
pengamatan sarang, 4) pengambilan data, 5) identifikasi dan perhitungan semut.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan analisis kuantitatif dan
analisis kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji anova,
dan uji DMRT. Sedangkan uji kualitatif dilakukan dengan menggunakan CCA
(Canonical Correlation Analysis).
Hasil dari penelitian didapatkan 18 botol sampel meliputi telur (n=16.030
butir), larva (n=5.947 ekor), pupa (n=5.140 ekor), dan imago (n=143.037 ekor)
Dolichoderus sp. Berdasarkan hasil sidik ragam (F-hitung) menunjukkan bahwa
interaksi perlakuan bentuk dan material sarang berpengaruh tidak nyata terhadap
seluruh variabel penelitian. Pengaruh bentuk sarang menunjukkan berpengaruh
tidak nyata terhadap semua variabel penelitian (p value > 0,05). Pengaruh material
sarang menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap variabel penelitian telur dan
imago (p value < 0,05) tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap variabel penelitian
larva dan pupa (p value > 0,05). Hasil uji DMRT diperoleh material sarang terbaik
adalah daun kelapa kering pada fase telur (x̅=1.479,17) sedangkan fase imago
terdapat pada daun kakao (x̅=11532,00).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]