Pembuatan Mayones VCO dengan Variasi Bentuk Sediaan Minyak dan Rasio Penstabil (Pati Terfotooksidasi dan Kuning Telur)
Abstract
Mayones merupakan salah satu produk olahan emulsi semi padat yang
bahan dasarnya terdiri atas minyak nabati (70-80%) dan kuning telur (6-20%).
VCO dapat digunakan dalam pembuatan mayones karena memiliki banyak
manfaat kesehatan. Mayones yang terbuat dari VCO kurang memiliki stabilitas
emulsi yang baik pada suhu panas dan dingin serta ukuran dropletnya besar,
sehingga perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan mengubah sediaan
minyak menjadi bentuk emulsi. Pati terfotooksidasi dapat digunakan sebagai
bahan penstabil karena mampu menurunkan tegangan antarmuka minyak dan air.
Bentuk sediaan fase lipida seperti penggunaan emulsi pada mayones bertindak
sebagai fase terdispersi yang dapat meningkatkan stabilitas dan menghasilkan
ukuran droplet yang kecil. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh bahan
sediaan mayones (non-emulsi dan emulsi) dan rasio penstabil (pati terfotooksidasi
dan kuning telur) terhadap kestabilan emulsi dan sifat sensoris mayones yang
dihasilkan. Kombinasi perlakuan yang tepat juga dianalisis untuk mengetahui
stabilitas mayones tertinggi dan disukai.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua
faktor yaitu bahan sediaan mayones (non-emulsi dan emulsi) dan rasio penstabil
pati terfotooksidasi dan kuning telur (0%:100%, 25%:75%, 50%:50%, dan
75%:25%). Parameter yang dianalisis yaitu kejernihan suspensi pati, morfologi
pati, sifat penstabil (EAI dan ESI pati terfotooksidasi dan kuning telur serta ESI
mayones), stabilitas mekanik dan panas mayones, ukuran droplet mayones, dan
sifat sensoris (hedonik dan pembedaan segitiga) mayones.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan antara bahan
sediaan mayones (non-emulsi dan emulsi) dan rasio penstabil (pati terfotooksidasi
dan kuning telur) berpengaruh nyata terhadap stabilitas mekanik, stabilitas
terhadap panas, ukuran droplet, serta sensoris hedonik kekentalan mayones.
Kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap sensoris hedonik
aroma, rasa, dan keseluruhan mayones VCO. Berdasarkan uji sifat pembedaan
segitiga, penambahan pati terfotooksidasi berpengaruh nyata terhadap rasa dari
mayones emulsi. Mayones dengan kestabilan emulsi tertinggi dan disukai yaitu
yang terbuat dari emulsi VCO dan penambahan 25% pati terfotooksidasi serta
75% kuning telur karena memiliki nilai tertinggi pada stabilitas mekanik
(98,77%), rerata hedonik rasa 5,80 (netral-agak suka), rerata hedonik kekentalan
6,47 (agak suka), rerata hedonik keseluruhan 6,23 (agak suka), menghasilkan
ukuran droplet terkecil (8,578 µm), dan nilai ESI tinggi (625,30±2,21 menit)
hampir menyerupai mayones komersial. Penggunaan emulsi yang dipreparasi
dengan teknik sonikasi dan kombinasi penstabil (pati terfotooksidasi dan kuning
telur) mampu meningkatkan stabilitas serta sifat sensoris mayones. Emulsi primer
yang dipreparasi dengan teknik sonikasi menghasilkan ukuran droplet yang kecil,
sehingga ketika digunakan dalam pembuatan mayones maka akan menghasilkan
emulsi ganda dengan stabilitas yang tinggi. Kombinasi pati terfotooksidasi dan
kuning telur juga dapat meningkatkan stabilitas mayones. Karakteristik dari
partikel pati terfotooksidasi yang area permukaannya luas dan berpori
menyebabkan bahan tersebut memiliki daya serap yang kuat terhadap air dan
minyak. Selain itu, hasil pengujian sifat penstabil menunjukkan bahwa pati
terfotooksidasi memiliki nilai EAI dan ESI yang tinggi mendekati nilai kuning
telur. Kombinasi pati terfotooksidasi sebesar 25% dan kuning telur sebesar 75%
dalam pembuatan mayones emulsi VCO juga menghasilkan nilai ESI yang tinggi.
Kedua bahan penstabil tersebut memiliki nilai stabilitas yang baik bila
dikombinasikan.