Analisis Pengendalian Kualitas Gula Kristal Putih Dengan Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) (Studi Kasus PG. Pradjekan)
Abstract
Pengendalian Kualitas Gula Kristal Putih dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Studi Kasus PG. Pradjekan; Putri Nikita Aprilia Arumingtyas; 191710301060; 2023; 40 halaman; Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember.
PG Pradjekan merupakan salah satu unit usaha dari PTPN XI yang bergerak pada bidang pengolahan tebu. Produk utama yang dihasilkan dari PG Pradjekan yaitu Gula kristal putih yang harus memenuhi kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI). Karakteristik kualitas yang digunakan adalah warna larutan gula (ICUMSA) dan Besar Jenis Butir. Kedua karakteristik tersebut memiliki hubungan yaitu jika semakin kecil BJB maka ICUMSA akan semakin putih. hal itu menjelaskan jika semakin putih maka kualitas gula kristal putih semakin baik. Proses monitoring kualitas gula kristal putih dilakukan untuk menjaga kualitas dari gula yang dihasilkan oleh PG Pradjekan. Perusahaan yang memproduksi gula kristal ptih dengan kualitas SHS sering ditemukan kecacatan produk, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengendalian kualitas. Tiga tools digunakan untuk menganalisis kecacatan produk untuk mengetahui apakah kecacatan produk masih dalam batas terkendali atau tidak, sedangkan metode failure mode and effect analysis (FMEA) digunakan untuk mengetahui mode kegagalan dalam produksi gula. Berdasarkan hasil identifikasi didapat jenis kecacatan scrab sugar dengan jumlah kecacatan 103 ton dan gula halus dengan jumlah kecacatan 52 ton. Penyebab terjadinya kecacatan produksi dari 5 faktor tersebut, yaitu: faktor manusia, metode kerja, lingkungan, bahan baku serta mesin yang digunakan. Mode kegagalan yang sering terjadiyaitu jenis kacacatan scrab sugar dari faktor penyebab mesin dengan nilai RPN 100.