Sifat Enjiniring Tepung Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Hasil Pengeringan Konveksi
Abstract
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tumbuhan yang
masuk kategori tumbuhan temu-temuan, yang sangat baik untuk kesehatan.
Penurunan kualitas temulawak tidak hanya disebabkan oleh faktor kimia namun
juga oleh sifat fisik. Temulawak dalam bentuk segar mempunyai kelemahan yaitu
volume yang besar dan mudah rusak. Untuk mempertahankan kualitas temulawak
dapat diolah menjadi tepung. Penelitian ini bertujuan menentukan sifat enjiniring
produk tepung temulawak hasil pengeringan konveksi yang meliputi kadar air,
warna, densitas curah, daya serap air, dan sudut tumpukan. Rancangan penelitian
menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua variabel yaitu
suhu pengeringan dan durasi penepungan. Suhu yang digunakan yaitu 40 ℃, 50 ℃,
dan 60 ℃, sedangkan durasi penepungan yang digunakan yaitu 6, 8, dan 10 menit.
Pengeringan temulawak dilakukan melalui metode pengeringan menggunakan
oven konveksi. Setelah proses pengeringan dilanjutkan dengan proses penepungan
dan dilakukan proses pengayakan menggunakan ayakan ukuran 60 mesh. Tepung
temulawak yang lolos ayakan kemudian dilakukan pengukuran variabel sifat
enjiniring dan analisis data statistik. Analisis data statistik yang digunakan yaitu uji
ANOVA dua arah yang dilanjutkan dengan uji duncan dan uji korelasi. Hasil
pengukuran variabel sifat enjiniring tepung temulawak diperoleh nilai kadar air
berkisar antara 7,97% - 11,77%; warna (L) berkisar antara 67,07 – 71,78; warna (a)
berkisar antara 7,67 – 8,92; warna (b) berkisar antara 51,37 – 55,13; ΔE berkisar
antara 57,24 – 62,12; densitas curah berkisar antara 0,35 g/ml – 0,38 g/ml; daya
serap air berkisar antara 2,78 – 3,79 ml/g; dan sudut tumpukan berkisar antara
27,99˚ – 30,44˚.