Strategi Pengembangan Lahan Komoditas Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Berdasarkan Potensi Sumberdaya Alam Di Kabupaten Jember
Abstract
Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan salah satu bahan baku industri industri rokok yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Total impor tembakau di Indonesia selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dengan tren produktivitas yang menurun. Salah satu daerah di Jawa Timur dengan produksi tembakau terbesar adalah Kabupaten Jember. Tembakau merupakan produk unggulan Kabupaten Jember. Hal ini disebabkan karena sumber daya alam yang tersedia cocok untuk budidaya tembakau, namun perubahan iklim dan perubahan tutupan lahan serta penggunaan lahan di Kabupaten Jember membuat sumber daya alam kurang cocok untuk budidaya tembakau di wilayah Kabupaten Jember. Dalam hal ini, untuk memenuhi kebutuhan dan produksi, diperlukan perbaikan karakteristik lahan. Oleh karena itu, analisis kesesuaian lahan perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kesesuaian lahan di wilayah Jember untuk perkebunan tembakau, yang kemudian dilanjutkan dengan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan tembakau dan menyikapi strategi untuk meningkatkan kualitas lahan di Kabupaten Jember. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan GIS pada platform ArcGIS, sedangkan hasil analisis kesesuaian lahan digunakan untuk mengembangkan strategi implementasi teknologi untuk meningkatkan kualitas lahan dengan menggunakan metode SWOT. Hasil penelitian menunjukkan 86,39% (285995,34 ha) wilayah di Jember masuk klasifikasi S2, 2,17% (7199,4 ha) wilayah masuk klasifikasi S3, dan 11,43% (37842,48 ha) masuk klasifikasi N. Dalam hal ini untuk mendapatkan hasil optimal produktivitas strategi tembakau di kuadran II dan III bersifat resesif atau perlu dilakukan perbaikan. Strategi yang digunakan pada kuadran II adalah meningkatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Strategi yang digunakan pada kuadran III adalah memaksimalkan peluang untuk mengatasi kelemahan dalam segi internal. Strategi yang dilakukan antara lain penerapan pupuk organik, biochar, dolomit, belerang, pupuk NPK, gundukan ganda, drainase, peneduh, pemilihan jenis tembakau, pembuatan terasering, dan optimalisasi lahan pertanian potensial.