Kandungan Karoten, Aktivitas Antioksidan, serta Stabilitas Karoten Selama Penyimpanan Beras Kuning Instan dengan Penambahan Ekstrak Karoten Wortel (Daucus carota)
Abstract
Beras putih memiliki kandungan karbohidrat cukup tinggi sehingga
menjadikan beras sebagai sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat. Tingginya konsumsi beras membuat beras menjadi primadona
masyarakat Indonesia, namun pengolahan beras menjadi nasi masih memakan
waktu yang cukup lama. Proses pengolahan beras dengan tradisional
membutuhkan waktu yang cukup lama dan dianggap kurang efesien bagi
masyarakat yang memiliki kesibukan tinggi. Masyarakat juga membutuhkan
pangan dengan sifat fungsional yang bermanfaat bagi tubuh. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengolah
beras menjadi beras instan dengan penambahan ekstrak karoten wortel. Beras
instan merupakan modifikasi pemasakan beras menjadi nasi secara cepat, yaitu
dengan merehidrasi kembali nasi kering dengan air mendidih selama beberapa
waktu untuk menjadi nasi yang siap untuk dikonsumsi. Beras putih memiliki
kandungan amilosa yang berbeda sehinggadapat mempengaruhi karakteristik
beras instan yang dihasilkan, sehingga penelitian ini menggunakan dua varietas
beras. Wortel digemari oleh banyak masyarakat sebagai bahan untuk membuat
aneka macam masakan, wortel memiliki senyawa karoten dengan aktivitas
antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas. Pengolahan pada beras instan
menggunakan metode (autoclaving-freezing). Proses pengolahan beras menjadi
beras kuning instan dengan penambahan ekstrak karoten wortel dapat
mempengaruhi karakteristik fisik dan kimia beras kuning instan yang dihasilkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengolahan beras kuning
instan dengan penambahan ekstrak karoten wortel dan proses autoclaving-freezing
terhadap warnaberas, kandungan karoten, aktivitas antioksidan, dan stabilitas
karoten selama penyimpanan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Pembuatan beras kuning
dan beras kuning instan dengan penambahan ekstrak karoten wortel dilakukan
menggunakan dua varietas beras yaitu membramo dan ciherang. Terdapat tiga
perlakuan yang diberikan pada masing-masing beras. A1 = beras Membramo +
ekstrak karoten wortel 25% + autoclaving freezing (beras instan terpigmentasi
karoten wortel 25%); A2 = beras Membramo + ekstrak karoten wortel 50% +
autoclaving freezing (beras instan terpigmentasi karoten wortel 50%); A3 = beras
Membramo + ekstrak karoten wortel 50% (beras terpigmentasi karoten wortel
50%); A4 = beras Ciherang + ekstrak karoten wortel 25% + autoclaving freezing
(beras instan terpigmentasi karoten wortel 25%); A5 = beras Ciherang + ekstrak
karoten wortel 50% + autoclaving freezing (beras instan terpigmentasi karoten
wortel 50%); A6 = beras Ciherang + ekstrak karoten wortel 50% (beras
terpigmentasi karoten wortel 50%). Penelitian dilakukan dalam empat tahapan
yaitu 1) ekstraksi karoten wrote, 2) pembuatan beras kuning dan beras kuning
instan dengan penambahan ekstrak wrote, 3) pengujian warna, kandungan
karoten, dan aktivitas antioksidan, 4) pengujian stabilitas karoten selama
penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa beras kuning dan beras kuning instan
menggunakan metode autoclaving freezing dan tanpa autoclaving freezing dengan
dua varietas beras berpengaruh terhadap karakteristik warna, kandungan karoten,
aktivitas antioksidan, dan stabilitas karoten selama penyimpanan pada beras
kuning dan beras kuning instan dengan penambahan ekstrak karoten wortel.
Pengukuuran warna menggunakan colour reader untuk mendapatkan nilai L, C,
dan H. Nilai L pada beras kuning instan menurun seiring dengan meningkatnya
Konsentrasi ekstrak karoten wortel. Nilai C menurun seiring dengan
meningkatnya konsentrasi ekstrak karoten wortel. Nilai ˚H beras kuning dan beras
kuning instan dengan penambahan ekstrak karoten wortel berturut-turut 287,27˚;
294,18˚; dan 298,19˚; dan memiliki kriteria warna yellow. Kandungan karoten dan
aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, semakin tinggi konsentrasi
yang ditambahakan makan semakin tinggi kandungan karoten dan aktivitas
antioksidan. Beras kuning dengan penamabahan ekstrak karoten memiliki nilai
lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Stabilitas karoten selama
penyimpanan mengalami penurunan setiap minggunya. Beras kuning instan
metode autoclaving-freezing lebih cepat mengalami penurun dibandingkan
dengan beras kuning tanpa metode autoclaving-freezing.