Pengaruh 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) dan BAP (Benzyl Amino Purin) Terhadap Multiplikasi pada Tanaman Vanili (Vanilla Planifolia Andrews)
Abstract
Tanaman Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu
tanaman perkebunan yang tumbuhnya merambat dan memiliki potensi untuk
dikembangkan, selain itu tanaman ini cukup mudah dibudidayakan dan sangat
cocok ditanam pada daerah tropis seperti Indonesia. Upaya pengembangan
tanaman vanili selalu diupayakan untuk perbanyakan karena memiliki tingkat
produktivitas yang masih rendah, karena permintaan vanili yang cukup tinggi,
namun tidak seimbang dengan produktivitas yang dihasilkan dikarenakan adanya
berbagai kendala dalam pengembangan vanili di Indonesia. Perbanyakan tanaman
vanili dapat dilakukan secara generatif menggunakan bahan tanam biji dan juga
secara vegetatif dengan stek. Perbanyakan menggunakan biji memerlukan waktu
berbunga yang relatif lama, sampai saat ini tanaman vanili lebih banyak dilakukan
perbanyakan secara vegetatif menggunakan metode konvensional dengan stek
batang. Tetapi perbanyakan vanili secara konvensional hanya memiliki laju
multiplikasi yang rendah dan membutuhkan waktu yang relatif lama dan juga
membutuhkan tenaga yang lebih banyak sehingga tidak cukup efisien.
Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya upaya dalam peningkatan
perbanyakan tanaman vanili yaitu dengan perbanyakan melalui kultur jaringan
tanaman. Oleh karena itu pengembangan protokol yang efisien dalam
perbanyakan tunas vanili in-vitro menjadi sangat krusial dan penting salah satu
tahap perbanyakan tunas in-vitro merupakan multiplikasi. Modifikasi komposisi
media kultur dengan penambahan zat pengatur tumbuh auksin dan sitokinin akan
berinteraksi dan mempengaruhi pertumbuhan atau perkembangan eksplan.
Penambahan kombinasi hormon sitokinin dan auksin mempengaruhi tinggi tunas
pada tanaman vanili. Hormon auksin mampu merangsang pada tunas, sedangkan
hormon sitokinin berperan dalam pemanjangan sel pada tanaman.
Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian
kombinasi zat pengatur tumbuh 2,4-D dan BAP yang tepat terhadap multiplikasi
pada tanaman vanili. Penilitian ini dilakukan pada bulan Januari-Desember 2022
di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Program Studi Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Jember. Metode penelitian yang digunakan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor pertama
hormon 2,4-D dan faktor kedua hormon BAP dengan masing-masing terdiri dari 3
taraf konsentrasi, sehingga terdapat 9 perlakuan kombinasi. Setiap perlakuan akan
di ulang sebanyak 3 kali yang berarti 27 satuan percobaan. Data hasil penelitian
dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila antar perlakuan terjadi
perbedaan yang nyata maka dilakukan dengan uji lanjut DMRT (Duncan Multiple
Range Test) dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi
2,4-D dan BAP pada variabel kedinian munculnya tunas sangat berpengaruh nyata
terhadap lama terbentuknya tunas. Namun rata-rata kedinian munculnya tunas
terbaik diperoleh dari perlakuan D2B2 dengan kombinasi hormon 2,4-D 1 mg/L
dan BAP 0,5 mg/L yaitu dengan rata-rata selama 6.6 hari setelah tanam. Respon
kalus organogenik membentuk tunas menghasilkan jumlah tunas terbanyak yaitu 7
tunas. Persentase hidup setiap perlakuan kombinasi 2,4-D dan BAP menunjukkan
hasil tidak berbeda nyata. Persentase hidup sebagian besar tunas mencapai 100%
meskipun terdapat beberapa perlakuan yang menunjukkan rata-rata persentase
hidup kurang dari 100%. Persentase hidup perlakuan D2B2 sebesar 100% dan
tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan lainnya.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]