Uji Efektivitas Perbedaan Suhu dan Lama Maserasi Ekstrak Umbi Gadung (Dioscorea hispida D.) terhadap Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Abstract
Hama Spodoptera litura F. atau biasa dikenal dengan ulat grayak bersifat
polifag yang banyak menyerang tanaman budidaya. Ulat grayak dapat
menimbulkan kerugian sebesar 80% dan menyebabkan kegagalan panen, sehingga
perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian tehadap ulat grayak yaitu dengan
pestisida nabati, salah satunya memanfaatkan umbi gadung. Umbi gadung
(Dioscorea hispida D.) mengandung senyawa dioscorin dan asam sianida yang
bersifat toksik terhadap ulat grayak. Senyawa discorin dapat menyebabkan
gangguan pencernaan, sehingga memengaruhi keberlangsungan hidup ulat grayak.
Pembuatan pestisida nabati ekstrak umbi gadung menggunakan metode
maserasi dengan memodifikasi faktor suhu pelarut dan lama maserasi untuk
mendapatkan senyawa aktif yang optimal untuk mengendalikan ulat grayak. Suhu
pelarut dan lama maserasi sangat memengaruhi kandungan senyawa aktif pada
umbi gadung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan perlakuan suhu
pelarut dan lama maserasi pada ekstrak umbi gadung terhadap mortalitas dan
aktivitas makan ulat grayak.
Penelitian ini dilakukan di laboraturium hama tanaman Program Studi
Proteksi Tanaman Universitas Jember. Penelitian ini terdiri atas faktor suhu
pelarut (30°C, 40°C, 50°C) dan faktor lama maserasi (24 jam, 48 jam, 72 jam).
Setiap kombinasi perlakuan dilakukan 3 kali ulangan dan menggunakan 10 ekor
ulat grayak instar 3 awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suhu
pelarut dan lama maserasi tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap mortalitas
dan aktivitas penurunan makan ulat grayak. Perlakuan terbaik dari penelitian ini
yaitu P2M1 (suhu pelarut 40°C dengan lama maserasi 24 jam) dapat mematikan
ulat grayak sebesar 70% dengan nilai LT50 2,05 hari.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]