Kelayakan Finansial Usahatani Jeruk Siam di Kabupaten Lampung Timur
Abstract
Jeruk siam merupakan komoditas buah-buahan pada subsektor hortikultura
yang banyak dibudidayakan petani di Indonesia. Provinsi Lampung menjadi salah
satu sentra produksi jeruk siam di Sumatera. Kabupaten Lampung Timur
merupakan salah satu penyumbang produksi jeruk siam terbesar di Provinsi
Lampung. Jeruk siam banyak dibudidayakan dan dikembangkan di Kabupaten
Lampung Timur, meskipun belum terlalu masif dilakukan di beberapa daerah. Hal
ini perlu terus ditingkatkan mengingat peningkatan permintaan terhadap
komoditas jeruk siam terutama pada sektor rumah tangga. Pada tahun 2021
konsumsi jeruk nasional oleh sektor rumah tangga mengalami peningkatan
sebesar 29,95 % menjadi 265,81 ribu ton dari tahun 2020. Partisipasi dari sektor
rumah tangga terhadap konsumsi jeruk nasional yaitu sebesar 31,58 %. Budidaya
jeruk siam diharapkan dapat terus ditingkatkan guna menghasilkan produksi yang
dapat mencukupi kebutuhan jeruk pada tingkat lokal maupun nasional.
Dusun Sumbersari merupakan dusun yang berada di Desa Tulung Balak
Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur. Jeruk siam menjadi
komoditas baru yang dibudidayakan oleh petani di Dusun Sumbersari. Petani juga
melakukan transformasi lahan ladang yang biasa ditanami tanaman semusim
menjadi tanaman tahunan yaitu jeruk siam. Potensi jeruk siam di Dusun
Sumbersari cukup menjanjikan seperti dari kondisi geografi, topografi, dan
permintaan yang tinggi dari konsumen di dalam maupun luar daerah. Perlunya
pertimbangan layak atau tidaknya usahatani jeruk siam secara finansial mengingat
usahatani tersebut tergolong baru dan petani juga telah melakukan transformasi
lahan serta perlu dilihat seberapa besar resiko yang akan dihadapi dalam
melakukan usahatani jeruk siam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kelayakan finansial usahatani
jeruk siam di Dusun Sumbersari Desa Tulung Balak, (2) sensitivitas usahatani
jeruk siam di Dusun Sumbersari Desa Tulung Balak terhadap perubahan kenaikan
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER
viii
biaya operasional sebesar 10%, penurunan volume produksi sebesar 10% dan
penurunan harga output sebesar 10%. Penentuan daerah penelitian ditentukan
secara sengaja (purposive method) yaitu di Dusun Sumbersari Desa Tulung Balak
dengan berbagai pertimbangan yaitu petani melakukan transformasi lahan untuk
tanaman semusim menjadi tanaman tahunan (jeruk siam) dan belum adanya
penelitian serupa terkait kelayakan finansial usahatani jeruk siam yang dilakukan
pada lokasi penelitian. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif
kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi, wawancara, dan kuesioner.
Observasi dengan cara mengamati dan mencermati serta melakukan pencatatan
sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara menggunakan metode wawancara
terstruktur dimana peneliti mencari data atau informasi dari responden dengan
bantuan kuesioner yang sudah disiapkan dan setiap responden akan akan
mendapatkan pertanyaan yang sama. Data sekunder diperoleh menggunakan
instrumen dokumentasi. Metode pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh
dengan melibatkan seluruh petani jeruk siam sebanyak 4 petani. Analisis data
menggunakan analisis kriteria kelayakan finansial yaitu Net Present Value (NPV),
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), dan
Payback Period (PP) serta menggunakan analisis sensitivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) usahatani jeruk siam di Dusun
Sumbersari Desa Tulung Balak secara finansial layak untuk diusahakan dengan
nilai NPV > 0 sebesar Rp. 356.416.674,-, Net B/C > 1 sebesar 19,90, IRR > 9%
dengan nilai 62% dan PP dengan nilai 3,65 yang berarti pengembalian modal
usahatani selama 3 tahun 7 bulan 24 hari < 15 tahun. (2) usahatani jeruk siam di
Dusun Sumbersari Desa Tulung Balak tetap layak untuk diusahakan jika terjadi
perubahan pada kenaikan biaya operasional sebesar 10%, penurunan volume
produksi sebesar 10% dan penurunan harga output sebesar 10% dengan nilai
switching value pada posisi BEP sebesar 488,911656% pada kenaikan biaya
operasional, sebesar 82,5036662% pada penurunan volume produksi dan
82,5036662% pada penurunan harga output.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4396]