Evaluasi Kerja Mesin Pengupas Kulit Ari Biji Kakao Pasca Sangrai di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Kabupaten Jember
Abstract
Pemisahan kulit (shell) dari keping biji (nib) kakao pasca sangrai merupakan salah satu tahapan proses pengolahan sekunder yang sangat menentukan mutu akhir produk baik dalam bentuk makanan maupun minuman. Kelemahan dari pemecahan biji dan pemisahan kulit biji kakao secara manual, yaitu produktivitas kerja yang rendah serta persentase biji yang hancur sangat besar sehingga menyulitkan proses pemisahan antara keping biji (nib) dan kulit ari (shell). Hal ini menjadi kendala bagi para petani maupun pelaku industri dalam mengelola biji kakao, sehingga dibuatlah mesin pengupas kulit ari biji kakao (desheller). Untuk menjamin kinerja alat dan mesin pertanian (alsintan) yang dapat dioperasikan sesuai yang diharapkan, maka perlu dilakukan evaluasi kerja. Penelitian ini menggunakan kecepatan motor pengggerak 500, 700 dan 900 rpm dengan kombinasi ukuran biji kakao pasca sangrai AA (≤ 85 biji/100 gram), A (86-100 biji/100 gram) dan B (101-110 biji/100 gram). Parameter yang diamati yaitu, kapasitas kerja, rendemen hasil, persentase nib, persentase kulit terikut nib, efisiensi penerusan daya, dan kebutuhan daya. Kapasitas kerja mesin pemecah dan pengupas biji kakao berkisar antara 17,413 - 41,481 kg/jam, rendemen hasil antara 73,83 - 80,83%, persentase nib antara 92,13 - 98,61%, persentase kulit terikut nib antara 1,08 - 6,92%, efisiensi penerusan daya antara 92,24 - 94,14% dan kebutuhan daya antara 601,33 - 645,33 watt. Perlakuan terbaik pada penelitian ini terdapat pada kecepatan motor penggerak 900 rpm dengan ukuran biji kakao AA.