Karakteristik Fisik, Kimia, dan Stabilitas Termal Serbuk Pewarna Alami Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) dengan Variasi Tween 80 dan Jenis Basa
Abstract
Daun singkong merupakan sumber mineral Ca,Mg, Fe, Mn, Zn, vitamin A
dan B2 (riboflavin) yang baik. Selain itu daun singkong mengandung senyawa
bioaktif yang bermanfaat bagi tubuh yaitu berupa klorofil. Klorofil merupakan
kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat pada tumbuh – tumbuhan. Klorofil
adalah pewarna hijau alami yang umumnya terdapat pada tumbuhan yang
susunannya terdapat di dalam kloroplas. Jumlah klorofil pada daun singkong
tergolong baik yaitu sebesar 18,141 mg/l. Hal ini menjadi salah satu potensi untuk
memanfaatkan daun singkong menjadi pewarna alami. Pewarna alami merupakan
pewarna yang ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan pewarna alami mengandung
komponen alami yang mempunyai nilai beban pencemaran yang relatif rendah,
mudah terdegradasi secara biologis dan tidak beracun. Pembuatan serbuk pewarna
daun singkong menggunakan foam mat drying. Foam mat drying merupakan salah
satu metode dengan teknik pembusaan dengan menambahkan zat buih. Zat buih
yang digunakan yaitu tween 80 yang dapat menghasilkan busa atau buih dan
mempercepat pengeringan. Penambahan tween 80 dapat menjaga komponen pada
klorofil sehingga tidak terjadi kerusakan dan dapat mempercepat proses
penguapan air.
Klorofil dapat dengan mudah terdegradasi akibat paparan panas (suhu),
asam, cahaya dan alkohol. Penggunaan NaHCO3 dapat meningkatkan kadar
klorofil pada daun. Selain itu, penggunaan MgCO3 dapat mempertahankan warna
hijau klorofil daun. Pewarna dapat digunakan untuk tekstil seperti pada kain.
Pemanfaatan zat pewarna alami untuk tekstil merupakan salah satu cara untuk
menggantizat pewarna yang berbahan kimia yang membahayakan lingkungan
maupun kesehatan tubuh.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi
variasi tween 80 dan jenis basa terhadap profil fisik dan kimia serbuk pewarna
alami daun singkong, untuk mengetahui stabilitas termal serbuk pewarna alami
daun singkong dengan variasi tween 80 dan penambahan jenis basa dan
mengetahui warna yang dihasilkan dari jenis fiksasi terhadap pengaplikasian
pewarna alami pada tekstil. Rancangan penelitian ini menggunakan metode
eksperimen laboratorium dengan dua variasi yaitu tween 80 dan jenis basa.
Penelitian ini terdapat empat kombinasi perlakuan. Penelitian ini terbagi menjadi
empat tahapan utama yaitu persiapan bahan baku, ekstraksi klorofil, pembuatan
serbuk pewarna alami dan analisis. Penelitian ini menggunakan beberapa
parameter pengujian diantaranya pengujian fisik dan kimia yaitu waktu larut,
warna (L, a, b), total padatan terlarut, pH, kadar air, kadar klorofil, dan pengujian
stabilitas termal yaitu stabilitas termal terhadap lama pemanasan dan stabilitas
termal pada variasi suhu. Pengaplikasian pada tekstil dilakukan pada perlakuan terbaik dan menggunakan parameter pengujian nilai warna (L, a, b).
Hasil penelitian menunjukkan variasi tween 80, jenis basa dan interaksi
keduanya berpengaruh nyata terhadap nilai warna b dan nilai warna L pada serbuk
pewarna alami daun singkong. Pada uji stabilitas kondisi cair dan serbuk tertinggi
terdapat pada sampel A1B1 dengan penambahan tween 80 0,75% dan basa
NaHCO3 0,5% sedangkan nilai degradasi terendah diperoleh dari sampel A2B2
yaitu penambahan tween 80 1% dan basa MgCO3 0,5%. Perlakuan terbaik pada
parameter yang telah dilakukan terdapat pada sampel A2B2 yaitu penambahan
tween 80 1% dan basa MgCO3 0,5%. Hasil penelitian fiksasi menunjukkan nilai L
tertinggi terdapat pada kain tanpa fiksasi sebesar 77,5, nilai warna a tertinggi
terdapat pada kain dengan fiksasi tunjung sebesar -12,4 dan nilai b tertinggi
terdapat pada kain dengan fiksasi kapurn tohor sebesar 52,4.