Perilaku Konsumen Minyak Goreng Curah dan Minyak Goreng Kemasan di Kabupaten Jember
Abstract
Minyak goreng termasuk dalam sembilan bahan pokok yang dikonsumsi
masyarakat sehari-hari. Terdapat dua jenis minyak goreng yang beredar di
masyarakat yaitu minyak goreng curah dan minyak goreng. Dua jenis minyak
goreng tersebut memiliki perbedaan baik dari segi harga maupun kualitas produk.
Adanya perbedaan antara kedua jenis minyak tersebut dapat mempengaruhi
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian minyak goreng. Adanya
kebijakan terkait minyak goreng wajib kemasan yang tertuang pada Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 09/M-DAG/PER/2/ 2016. Pada
akhir tahun 2021 hingga pertengahan bulan Maret 2022 harga minyak goreng
mengalami kenaikan yang sangat signifikan yang kemudian pemerintah
mengambil langkah dengan membuat kebijakan terkait Harga Eceran Tertinggi
(HET) minyak goreng sebesar Rp. 14.000/liter, setelah adanya kebijakan tersebut
muncul permasalahan baru terkait ketersediaan produk, dimana minyak goreng
sangat sukar ditemukan dan menjadi produk langka. Hal tersebut menjadi suatu
permasalahan yang besar bagi masyarakat, melihat posisi minyak goreng itu
sendiri yang hampir setiap hari digunakan. Untuk mengetahui perilaku konsumen,
diperlukan analisis terkait tipe perilaku pembelian, faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen serta tingkat kepuasannya.
Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive method, yaitu
di Kabupaten Jember. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dan
analitik. Metode penentuan sampel menggunakan teknik convenience sampling
pada beberapa pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang dipilih
yaitu Pasar Tanjung dan Pasar Kepatihan. Sedangkan pasar modern yang dipilih
yaitu Golden Market dan Roxy Supermarket. Jumlah sampel sebanyak 52 responden yang terdiri dari responden minyak goreng curah dan minyak goreng
kemasan. Tipe perilaku konsumen akan dianalisis dengan penggolongan tipe
menurut Henry Assael dengan dua pendekatan, yaitu tingkat keterlibatan dan beda
antar merek. Faktor-faktor akan dianalisis menggunakan regresi logisik, dan untuk
mengetahui tingkat kepuasan konsumen menggunakan analisis Customer
Satisfaction Index (CSI).
Jumlah responden sebanyak 52 terdiri atas 27 responden minyak goreng
curah dan 25 responden minyak goreng kemasan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tipe perilaku pembelian konsumen tergolong pada tipe pembelian
kompleks. Tipe perilaku tersebut memiliki tingkat keterlibatan tinggi dalam
pengambilan keputusan pembelian minyak goreng dan menyadari adanya
perbedaan dengan jelas antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan.
Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap keputusan konsumen dalam
pembelian minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan yaitu usia, jumlah
konsumsi, dan harga minyak goreng. Untuk variabel yang tidak berpengaruh yaitu
pendapatan, pendidikan, dan jumlah anggota keluarga. Tingkat kepuasan
konsumen minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan di Kabupaten
Jember berada pada tingkat kriteria puas, secara berturut-turut nilainya sebesar
61,09% dan 76,97%
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4353]