Kalibrasi dan Validasi Model SWAT di DAS Mayang
Abstract
Pengelolaan DAS merupakan proses perencanaan dan aktivitas yang memerlukan perangkat pengelolaan yang spesifik. Dalam pengelolaan DAS terdapat evaluasi yang dilakukan baik secara langsung di lapang atau menggunakan prediksi melalui pemodelan. Model hidrologi berbasis DAS telah dikembangkan untuk menjelaskan proses input (berupa hujan) menjadi output (berupa aliran sungai) sehingga dapat diketahui hasil proses hidrologi dengan mempertimbangkan karakteristik fisik DAS. Model hidrologi adalah bentuk penyederhanaan dari proses-proses yang terjadi di alam. Karena penyederhanaan proses dalam model hidrologi, beberapa hasil pemodelan memiliki penyimpangan yang besar dari kondisi aslinya di alam. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi dan validasi untuk memperkecil penyimpangan tersebut. Model SWAT sudah banyak diaplikasikan dalam perencanaan pengelolaan DAS di Indonesia. Model hidrologi SWAT sebagai alternatif dalam menentukan kondisi perencanaan pengelolaan DAS terbaik. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kalibrasi dan validasi model SWAT di DAS Mayang untuk melihat keandalan model SWAT yang diaplikasikan pada DAS tersebut. DAS Mayang merupakan salah satu daerah aliran sungai yang terdapat di Kabupaten Jember dengan luas ( ± 416,14 km2). Dalam proses kalibrasi model SWAT di DAS Mayang digunakan suatu pendekatan untuk dianalisis secara statistik menggunakan Nash–Sutcliffe Efficiency (NSE) dan uji koefisien determinasi (R²). Tahap kalibrasi di DAS Mayang dilakukan menggunakan metode coba-coba dengan mengatur parameter-parameter yang berpengaruh terhadap hasil debit model, adapun parameter yang digunakan terdiri dari nilai koefisien limpasan (CN2), kapasitas tanah dalam menampung air (SOL_AWC), batas kedalaman minimal dari akuifer dangkal ( GWQMN), dan ambang batas kedalaman air di akuifer dangkal untuk “revap” ( REVAPMN). Data debit observasi yang digunakan untuk kalibrasi adalah data harian periode 1 Januari sampai 31 Desember 2017 dari AWLR Pakusari. Hasil kalibrasi dari penelitian menunjukkan bahwa hasil simulasi SWAT kurang memuaskan dengan nilai Efisiensi Nash-Sutcliffe (NSE dan nilai koefisien determinasi masing-masing 0,235 dan 0,253. Hasil dari validasi model pada tahun 2018 menunjukkan hasil kurang memuaskan dengan nilai Efisiensi Nash-Sutcliffe (NSE) -0,12 dan nilai koefisien determinasi (R²) 0,046. Dari hasil kalibrasi dan validasi model SWAT menunjukkan kinerja kurang memuaskan untuk diterapkan pada pengelolaan di DAS Mayang