Efektivitas Mesin Produksi Gula Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada Pabrik Gula Pandjie-Situbondo
Abstract
Pabrik Gula Pandjie merupakan salah satu unit usaha yang berada di bawah naungan PTPN XI yang bergerak di bidang pengolahan tebu menjadi gula kristal putih untuk konsumsi masyarakat dan menghasilkan produk samping berupa tetes sebagai bahan baku industri bumbu masak dan alkohol atau spirtus. Saat ini, untuk persaingan di dunia industri semakin ketat, sehingga perusahaan harus bisa meningkatkan kinerjanya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Aspek penting dalam dunia industri, termasuk industri gula yang berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi adalah mesin dan peralatan. Faktor keberhasilan dalam proses produksi adalah penggunaan mesin dan peralatan yang sesuai dengan standart yang sudah ditetapkan. Tingkat produktivitas mesin sangat berpengaruh terhadap pencapaian produk dan tingkat kualitas produksi, sehingga perlu dilakukan pengukuran kinerja mesin untuk mengetahui tingkat efektivitas mesin dan penyebab permasalahan yang terjadi karena faktor-faktor tertentu.
Pada penelitian ini, pengukuran tingkat efektivitas mesin dilakukan dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang mencakup tiga faktor, yaitu availability, performance, dan quality. Langkah pertama dalam pengukuran efektivitas, yaitu menghitung nilai dari ketiga faktor OEE dan dilanjutkan menghitung OEE dengan mengalikan ketiga faktor tersebut. Langkah selanjutnya adalah menghitung losses menggunakan six big losses untuk mengetahui besarnya nilai faktor kegagalan yang mempengaruhi efektivitas mesin dan peralatan. Selanjutnya dilakukan pembuatan Fault Tree Analysis (FTA) untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya losses tersebut, sehingga dapat dilakukan perencanaan perbaikan bagi perusahaan kedepannya.
Hasil dari penelitian menunjukkan rata-rata OEE dari stasiun gilingan adalah 74,97%, stasiun pemurnian adalah 74,26%, stasiun penguapan adalah 74,97%, stasiun masakan adalah 74,97%, dan stasiun puteran adalah 74,97%. Pada hasil analisi perhitungan six big losses, diketahui bahwa faktor kerugian terbesar yang berpengaruh pada setiap stasiun adalah nilai reduced speed losses. Berdasarkan hasil analisis FTA, diketahui faktor yang mempengaruhi kerugian pada setiap stasiun adalah terjadinya mesin berhenti, kerusakan pada cane cutter, terhambatnya proses aliran nira disebabkan rusaknya pompa nira mentah, timbulnya kerak pada pipa susu dan belerang, penguapan tidak terjadi secara sempurna akibat tekanan vakum terlalu rendah, pengaturan tekanan vakum tidak sesuai, saringan pada alat pemutaran rusak dan sobek, dan kelalaian pekerja saat proses produksi.