Pancasila dan Politik Toleransi Orde Baru
Abstract
Artikel ini merepresentasikan narasi dibalik proyek ideologi negara yang dijalankan secara
sistematis melalui program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau yang disingkat
dengan istilah P4 pada masa Orde Baru. Dengan mengunakan pendekatan post-kolonialisme,
negara yang mendapatkan kemerdekaannya pasca perang dunia kedua berhadapan dengan wacana
kedaulatan yang berjalan melalui penolakan sejarah. Istilah penolakan dimaksudkan sebagai
formasi kesadaran warga negara dalam mengartikulasikan ideologi Negara. Lebih jauh lagi,
dengan menggunakan analisis diskursif, penelitian ini berargumentasi bahwa Negara orde baru
telah menciptakan wacana teloransi yang disesuaikan dengan konsepsi politik. Hasil dan diskusi
penelitian adalah sakralisasi Pancasila yang menjadi mantra pembangunan merupakan strategi
untuk meletakkan Negara berdasarkan sentimen promodial kesukuan atau etnisitas. Hal tersebut
dapat dilihat pada praktik hegemoni yang menginstrumentasikan Pancasila dalam membentuk
relasi kuasa bagi pengkategorian objek negara. Dengan demikian, penelitian ini melihat adanya
kompleksitas yang melekat pada cara pandang Negara atas Pancasila sekaligus bagaimana masa
depan proses berbangsa dan bernegara tidak dapat sepenuhnya melupakan telorasi dan
multlipisitas kebudayaan di Indonesia.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]