dc.description.abstract | Pemanfaatan limbah serbuk sengon sebagai bahan baku briket arang
digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya limbah serbuk sengon sebagai
bahan bakar alternatif. Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut perlu
dilakukan penelitian untuk menghasilkan briket arang yang baik menggunakan
komposisi limbah serbuk sengon dan campuran tepung tapioka sebagai bahan
perekat. Dari penelitian terdahulu briket arang yang menggunakan variasi perekat
faktor limbahnya tidak melibatkan proses fermentasi. Tujuan dilakukannya proses
fermentasi dan variasi perekat tepung tapioka yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh ke-2 faktor terhadap kualitas briket arang limbah serbuk kayu
sengon, yang meliputi ke-5 variabel yaitu kadar air, nilai kalor, laju pembakaran,
suhu pembakaran dan kadar abu.
Ada 2 faktor pada penelitian ini, yaitu faktor fermentasi meliputi dosis
Effective Microorganisme 4 (EM4) antara lain 0 ml EM4 (tanpa fermentasi), 10
ml EM4 dan 20 ml EM4, faktor selanjutnya adalah dosis pada perekat, perekat
menggunakan tepung tapioka, dosis pada masing-masing faktor yaitu 10% dan
20% dari berat briket arang. Data hasil analisis kemudian diuji dengan
menggunakan uji statistik Anova 2 arah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
semua faktor terhadap variabel kadar air, nilai kalor, suhu pembakaran, laju
pembakaran dan kadar abu. Hasil penelitian uji statistik menggunakan Anova 2
arah menunjukan penambahan dosis EM4 pada faktor fermentasi tidak
berpengaruh secara nyata pada ke-5 variabel, sedangkan penambahan variasi
kadar perekat tepung tapioka memiliki pengaruh yang nyata, kualitas terbaik pada
semua faktor yaitu ada pada PFT3, yang memiliki kadar air 6,45%, nilai kalor
5830,03 kal/g, laju pembakaran 0,32 g/menit, suhu pembakaran 198,38 ℃ dan
kadar abu 16,88%. | en_US |