Show simple item record

dc.contributor.authorPUTRI, Erika
dc.date.accessioned2022-11-03T22:56:32Z
dc.date.available2022-11-03T22:56:32Z
dc.date.issued2022-07-07
dc.identifier.nim181710201044en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/110567
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 4 Nopember 2022en_US
dc.description.abstractLarva Black Soldier Fly (BSF) memiliki nama latin Heretia ilucens, suatu serangga yang masuk ke dalam ordo diptera Famili Stratiomyidae. Kandungan protein hewani yang ada pada maggot sekitar 30-45%, dan kandungan lemak mencapai 29,65%. Sifat antibakteri dan antivirus (enterovirus dan adenovirus) yang dimiliki larva maggot BSF, termasuk asam amino esensial yang menguntungkan dan cocok sebagai bahan pakan ternak. Karakteristik warna, tekstur, kandungan nutrisi, dan bentuk maggot BSF kering tergantung pada teknik pengeringan dan pemasakan yang diterapkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui variasi perlakuan waktu pengukusan dan daya pengeringan terhadap karakteristik maggot BSF kering dan menentukan perlakuan terbaik pada proses pengolahan maggot BSF kering untuk dijadikan pakan ayam buras serta untuk mengetahui perbandingan kesukaan ayam buras terhadap maggot BSF segar dan kering. Analisis yang dilakukan meliputi analisis warna, kadar air, protein, dan lemak. Variasi waktu pengukusan yang digunakan adalah 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Sedangkan variasi daya pengeringan yang digunakan adalah 29 Watt, 284 Watt, dan 564 Watt. Dari dua perlakuan tersebut menghasilkan 9 variasi perlakuan dengan 3 kali pengulangan, sehingga terdapat 27 sampel yang diamati. Metode yang digunakan adalah: pengukuran warna (L*a*b), kadar air (thermogravimetry), protein (SNI 2973:2011), dan lemak (SNI 2973:2011). Berdasarkan hasil pengamatan, variasi waktu pengukusan (5 menit, 10 menit, dan 15 menit) dan daya pengeringan (29 Watt, 284 Watt, dan 564 Watt) menghasilkan karakteristik maggot BSF dengan nilai yaitu: warna L sebesar 39,01 sampai 41,76, warna a sebesar ‒3,04 sampai ‒1,87, warna b sebesar 4,88 sampai 8,38, kadar air sebesar 45,78% sampai 1,53%, protein sebesar 52,21% sampai 37,28%, dan lemak 35,24% sampai 37,28%. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistika (ANOVA) yang apabila menunjukkan beda rata-rata, maka dilanjutkan dengan uji duncan. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa waktu pengukusan berpengaruh terhadap nilai b dan protein. Sedangkan daya pengeringan berpengaruh terhadap nilai a, nilai b, dan protein. Berdasarkan penentuan perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan waktu pengukusan 15 menit dengan pengeringan 564 Watt (P3M3) yang menghasilka maggot BSF yang mendekati standar pakan ayam buras fase layer berdasarkan SNI 7783.3.2013. Serta pada uji palatabilitas ayam buras menunjukkan ayam buras lebih tertarik pada maggot BSF segar daripada maggot BSF kering dilihat dari nilai + yang diperoleh maggot BSF segar lebih banyak dari pada maggot BSF kering.en_US
dc.description.sponsorshipDosen Pembimbing Utama : Dr. Elida Novita, S.TP., M.T. Dosen Pembimbing Anggota : Dian Purbasari, S.Pi., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectBLACK SOLDIER FLY (BSF)en_US
dc.subjectMENGGUNAKAN MICROWAVEen_US
dc.subjectDAYA PENGERINGANen_US
dc.titleKarakteristik Larva Black Soldier Fly (BSF) Kering Menggunakan Microwave pada Berbagai Variasi Waktu Pengukusan dan Daya Pengeringanen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiTeknik Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Elida Novita, S.TP., M.Ten_US
dc.identifier.pembimbing2Dian Purbasari, S.Pi., M.Si.en_US
dc.identifier.validatorkacung_5 September 2022en_US
dc.identifier.finalizationTaufiken_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record