Simulasi Kualitas Air Sungai Bedadung Segmen Kecamatan Rambipuji - Puger Kabupaten Jember Menggunakan WASP (Water Quality Analysis Simulation Program)
Abstract
Sungai Bedadung merupakan sungai terbesar di Kabupaten Jember dengan panjang sekitar 46,875 Km. Sungai Bedadung memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi kegiatan masyarakat di sekitarnya. Menurut laporan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur (2017) menunjukkan status air Sungai Bedadung dalam kategori sangat kurang dan memiliki kandungan mikroorganisme patogen serta bahan organik yang tinggi pada segmen perkotaan. Kondisi segmen perkotaan yang telah terjadi pencemaran berpotensi mempengaruhi kualitas air di wilayah yang lebih rendah seperti Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Balung dan Kecamatan Puger. Ketiga kecamatan tersebut menurut Peraturan Daerah Kabupaten Jember Tahun 2015 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah dikategorikan dalam pengembangan wilayah yang berbeda yakni secara berurutan termasuk dalam PPK, PKLp dan PPL. Fungsi dari ketiga wilayah tersebut diperuntukkan sebagai wilayah pertanian dan pariwisata yang dapat dikategorikan dalam baku mutu air kelas II jika mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 mengenai Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan studi untuk menentukan beban pencemar yang dapat ditampung oleh Sungai Bedadung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui penentuan DTBP (Daya Tampung Beban Pencemaran) dengan simulasi WASP. Keunggulan dari WASP adalah mampu mensimulasikan pencemar organik dan logam berat. WASP ini juga mampu mensimulasikan atau memprediksi perubahan kualitas sungai jika aliran limbah dikurangi atau ditambah dengan output model berupa 1, 2, dan 3 dimensi. Simulasi seperti ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui daya tampung beban pencemaran suatu sungai dengan kriteria mutu air yang telah ditetapkan.
Langkah awal dalam penggunaan program WASP adalah kalibrasi data untuk mendapatkan simulasi kualitas air yang nilainya mendekati data sebenarnya. Data yang digunakan sebagai input simulasi merupakan data kualitas air 26 titik pantau dari penelitian terdahulu kemudian dikalibrasi dengan 4 titik data kualitas air yang menggambarkan kondisi Sungai Bedadung saat ini. Parameter kualitas air sungai yang digunakan meliputi: DO, BOD dan TSS. DTBP didapat dari pengurangan beban pencemaran maksimal (sesuai baku mutu kelas II) dengan beban pencemaran hasil simulasi.
Berdasarkan hasil simulasi menunjukkan bahwa nilai DO, BOD dan TSS pada seluruh segmen masih memenuhi baku mutu air kelas II dengan nilai rata-rata DO sebesar 7,917 mg/L, BOD sebesar 1,762 mg/L, dan TSS sebesar 28,702 mg/L. Beban pencemaran rata-rata untuk parameter BOD adalah sebesar 1.162,622 kg/hari dengan beban pencemaran tertinggi terdapat di segmen BDG22-BDG23. Hal ini disebabkan akumulasi polutan yang terkumpul di bagian tengah dan hilir sungai serta terdapat masukan dari anak sungai sehingga membutuhkan oksigen terlarut lebih besar dalam proses dekomposisi. Sedangkan beban pencemaran rata-rata untuk parameter TSS adalah sebesar 18.932,963 kg/hari dengan beban pencemaran tertinggi terdapat di segmen BDG25-BDG26. Hal ini dipengaruhi oleh kecepatan aliran sungai. Peningkatan TSS karena bertambahnya kecepatan aliran sehingga sebagian TSS terlarut dan debit aliran bertambah. Perhitungan daya tampung beban pencemaran Sungai Bedadung segmen Kecamatan Rambipuji – Puger menunjukkan bahwa Sungai Bedadung masih memiliki daya tampung dalam menerima beban pencemaran untuk seluruh segmen dengan nilai DTBP rata-rata untuk parameter BOD sebesar 814,674 kg/hari dan nilai DTBP rata-rata untuk parameter TSS sebesar 14.021,968 kg/hari.