Analisis Kajian Briket Bio-Arang sebagai Bahan Bakar Alternatif Menggunakan Kulit Kopi Fermentasi dengan Variasi Komposisi Perekat
Abstract
Analisis Kajian Briket Bio-Arang Sebagai Bahan Bakar Alternatif Menggunakan Kulit Kopi Fermentasi Dengan Variasi Komposisi Perekat; Irhab Prayata Zuhdi, 181710201077; 2022; 75 halaman; Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember.
Energi biomassa merupakan energi alternatif yang dapat diperbarui keberadaannya meski penggunaannya dilakukan terus-menerus. Pembuatan energi biomassa dapat dihasilkan dari limbah pertanian, sehingga limbah yang semula kurang memiliki manfaat dan membahayakan lingkungan dapat diolah menjadi bahan bakar padat alternatif yaitu briket bio-arang. Kulit kopi merupakan limbah hasil pertanian yang kurang dimanfaatkan, sebagai pemanfaatan kulit kopi yang lebih luas maka kulit kopi dapat digunakan sebagai pembuatan bahan bakar briket bio-arang. Tujuan penelitian ini adalah [1] mengetahui pengaruh kulit kopi fermentasi dan variasi komposisi perekat pada karakteristik briket bio-arang kulit kopi, [2] mengetahui variasi terbaik antara perlakuan kulit kopi fermentasi dan non fermentasi dengan penambahan variasi komposisi perekat. Untuk mengetahui kualitas briket bio-arang kulit kopi yang terbaik maka perlu dilakukan uji kadar air, kadar abu, laju pembakaran, suhu pembakaran, kalor. Variabel perlakuan pada penelitian ini yaitu perlakuan kulit kopi dan variasi dosis perekat tapioka. Perlakuan kulit kopi yang digunakan yaitu kulit kopi fermentasi dan kulit kopi non fermentasi, untuk variasi dosis perekat tapioka yaitu 15%, 20%, dan 25% yang dicampur dengan air kemudian dipanaskan, sehingga diperoleh berat briket bio-arang kulit kopi 60 gr. Pada penelitian ini menggunakan Uji Anova Dua Arah, pengujian dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan dari setiap variabel pengamatan sehingga didapatkan nilai rata-rata, nilai rata-rata kadar air terkecil dari variabel pengamatan briket bio-arang yaitu pada perlakuan kulit kopi fermentasi dengan penambahan perekat tapioka 15% sebesar 4,288%, nilai rata-rata kadar abu terkecil dari variabel pengamatan briket bio-arang yaitu pada perlakuan kulit kopi non fermentasi dengan penambahan perekat tapioka 25% sebesar 11,930%, nilai rata-rata laju pembakaran terlama dari variabel pengamatan briket bio-arang yaitu pada perlakuan kulit kopi non fermentasi dengan penambahan perekat tapioka 25% sebesar 0,2837 gr/menit, nilai rata-rata suhu pembakaran terbesar dari variabel pengamatan briket bio-arang yaitu pada perlakuan kulit kopi fermentasi dengan penambahan perekat tapioka 25% sebesar 287,21℃, nilai kalor terbesar dari variabel pengamatan briket bio-arang yaitu pada perlakuan kulit kopi fermentasi dengan penambahan perekat tapioka 25% sebesar 5366,95 kal/gr