Desain Rekayasa Tutupan Lahan (C) dan Penerapan Konservasi (P) Menggunakan Metode RUSLE pada Lahan Sengon Laut di DAS Tanggul Kabupaten Jember
Abstract
Meningkatnya permintaan dan produksi kayu bulat yang salah satunya sengon pada tahun 2020 di Jawa Timur yaitu sebesar 3.387.450 m3 dan di Jember yaitu sebesar 230.648 m3 menyebabkan peningkatan luasan lahan sengon yang ada di Jawa Timur yaitu sebesar 1.123.605 Ha. Peningkatan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi lahan sengon DAS Tanggul yang pada tahun 2017 memiliki luasan sebesar 26.146,13 Ha menjadi 71.776 Ha menyebabkan nilai laju erosi pada lahan sengon meningkat. Untuk mengurangi nilai laju erosi, maka perlu dilakukan pembuatan model konservasi berupa vegetatif dan mekanis. Konservasi tutupan lahan menggunakan tanaman kopi dan kapulaga sedangkan konservasi menggunakan teras bangku dan teras gulud yang dihitung menggunakan metode RUSLE. Tujuan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut [1] mengidentifikasi tingkat bahaya erosi di lahan sengon DAS Tanggul. [2] menyusun rekayasa faktor pengelolaan tanaman (C) dan tindakan konservasi (P) yang diperlukan untuk mengurangi tingkat bahaya erosi di lahan sengon DAS Tanggul. [3] menentukan rekayasa konservasi yang efektif untuk mengurangi tingkat bahaya erosi di lahan sengon DAS Tanggul. Penentuan Rekayasa dalam menurunkan nilai laju erosi yaitu menggunakan tumpangsari tanaman kopi robusta dan kapulaga sebagai konservasi vegetatif (C) sedangkan konservasi mekanis (P) menggunakan teras bangku (kondisi baik dan sedang) dan teras gulud. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai laju erosi existing yang ada pada lahan sengon di DAS Tanggul yaitu 257,49 ton/ha/tahun dengan klasifikasi berat. Jumlah lahan pada klasifikasi sangat ringan (0-15) yaitu 1 lahan, ringan (15-60) sebesar 49 lahan, sedang (60-180) sebesar 85 lahan, berat (180-480) sebesar 38 lahan, dan sangat berat (>480) sebesar 35 lahan. Terdapat 8 model Rekayasa (S) yang di ujikan dalam penelitian ini dengan hasil rata-rata nilai laju erosi yang berbeda-beda yaitu R1 sebesar 169,46 ton/ha/tahun; R2 sebesar 163,95 ton/ha/tahun; R3a sebesar 75,80 ton/ha/tahun; R3b sebesar 96,62 ton/ha/tahun; R4 sebesar 125,01 ton/ha/tahun; R5a sebesar 48,85 ton/ha/tahun; R5b sebesar 62,67 ton/ha/tahun; R6a sebesar 47,43 ton/ha/tahun; R6b sebesar 60,78 ton/ha/tahun; R7 sebesar 81,52 ton/ha/tahun; dan R8 sebesar 78,98 ton/ha/tahun. Berdasarkan hasil uji kruskall-wallis dengan uji lanjut mann-whitney, Rekayasa konservasi tanah dan air yang paling efektif yaitu pada Rekayasa 6a (kapulaga dan teras bangku kondisi baik) dengan klasifikasi tingkat bahaya erosi ringan dan memiliki efisiensi sebesar 81,03%. Jumlah lahan sengon pada laju erosi sangat ringan (0-15) sebesar 69 lahan, laju erosi ringan (15-60) sebesar 93 lahan, laju erosi sedang (60-180) sebesar 43 lahan, laju erosi berat (180-480) sebesar 5 lahan, dan laju erosi sangat berat (>480) sebesar 2 lahan.