Analisis Karakteristik Biopelet Ampas Jamu dengan Penambahan Serbuk Kayu Karet menggunakan Perekat Sagu dan Perekat Tapioka
Abstract
Energi terbarukan yang memiliki potensi sebagai pengganti bahan bakar
minyak dan gas yakni salah satunya adalah energi biomassa. Biomassa adalah
bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk
maupun limbah. Limbah yang dapat digunakan dalam pemanfaatan biomassa
berasal dari pertanian dan perkebunan untuk dijadikan sebagai sumber bahan
bakar alternatif. Produk yang dapat dihasilkan dari biomassa yakni biopelet.
Biopelet merupakan salah satu bahan bakar ampas alternatif yang dihasilkan dari
pengempaan biomassa. Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan biopelet
berasal dari pertanian yakni ampas jamu dan berasal dari perkebunan yakni
limbah pemotongan kayu. Pada limbah ampas jamu terdapat berbagai macam
seperti jahe, temulawak, kunyit, kunir, sereh. Sedangkan pada limbah pemotongan
kayu terdapat ranting, daun, serta batang kayu yang tidak layak jual. Tujuan pada
penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik biopelet yakni kadar air,
kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon tetap, dan nilai kalor dengan bahan
utama limbah ampas jamu serta pengaruh dari variasi dosis penambahan serbuk
kayu karet dan jenis perekat yang digunakan untuk mengetahui komposisi terbaik
sesuai dengan ketetapan SNI.
Terdapat dua variabel perlakuan pada penelitian ini diantaranya, variasi
penambahan dosis serbuk kayu karet sebesar 10%, 20%, 30% dan variasi jenis
perekat yakni tepung tapioka dan tepung sagu. Analisis data yang digunakan
yakni ANOVA dua faktor, apabila F Hitung lebih besar dari F Tabel maka akan
dilanjutkan dengan Uji Tukey. Hasil analisis pengukuran kadar air terendah yaitu
biopelet dengan dosis serbuk kayu karet 30% menggunakan perekat tepung
tapioka, kadar abu terendah dengan dosis serbuk kayu karet 10% menggunakan
perekat tepung sagu, kadar zat terbang terendah dengan dosis serbuk kayu karet