Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Abon Kelapa dan Koro Pedang (Canavalia ensiformis) dengan Penambahan Isolat Soy Protein pada Berbagai Teknik Penggorengan
Abstract
Harga abon daging sapi mencapai angka hingga Rp 185.000,-/kg. Namun
abon yang berasal dari bahan nabati contohnya jantung pisang hanya berkisar Rp
26.400,-. Kandungan gizi dari daging sapi sendiri tidak mengandung serat tetapi
mengandung lemak 13,06%; protein 19,05%, dan kadar air yang tinggi sekitar
69%. Kelapa parut dianggap memiliki kemiripan tekstur berserat seperti daging
sapi. Daging buah kelapa yang telah diparut mengandung serat kasar hingga 8,4%.
Tepung koro pedang salah satu yang tinggi kandungan protein 37,61% dianggap
memiliki potensi besar yang dapat digunakan sebagai pangan sumber protein. ISP
atau isolat soy protein yang mengandung 90% protein kedelai dianggap dapat
memperbaiki cita rasa dan memberikan tekstur yang baik pada bahan pangan.
Tingginya zat gizi yang terkandung pada tepung koro pedang, kelapa parut dan
penambahan ISP dianggap mampu menjadi alternatif abon nabati. Namun, metode
pengolahan dan pemasakan serta kondisi penggorengan akan berpengaruh
terhadap kualitas akhir suatu produk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh rasio kelapa parut dan tepung koro pedang terhadap mutu fisik, kimia
dan organoleptik serta formulasi terbaik dengan menggunakan berbagai teknik
penggorengan.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 kali ulangan, dimana terdapat dua
faktor perlakuan yang dilakukan. Faktor pertama yaitu formulasi kelapa parut
dengan tepung koro pedang dan faktor kedua yaitu variasi metode penggorengan
(deep frying dan pan frying). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa formulasi kelapa parut dengan tepung koro pedang menggunakan variasi
metode penggorengan berpengaruh nyata terhadap nilai warna (lightness), kadar
protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, dan kadar karbohidrat. Namun, tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai kadar serat kasar. Hasil uji efektivitas
menunjukkan bahwa abon dengan formulasi kelapa parut dan tepung koro pedang
yaitu (2:3) menggunakan metode penggorengan deep frying merupakan hasil
perlakuan terbaik. Hasil terbaik tersebut memiliki parameter kimia yang terdiri
dari nilai warna (lightness) sebesar 60,13; kadar protein 4,33%, kadar lemak
36,13%, kadar air 2,94%, kadar abu 2,37%, kadar karbohidrat 54,85%, kadar serat
kasar 3,68%. Pada parameter organoleptik didapatkan kesukaan warna memiliki
nilai 4,2; kesukaan tekstur 3,52; kesukaan aroma 3,84; kesukaan rasa 3,92; dan
secara keseluruhan memiliki nilai 4.