Mutu Fisik Bubuk Serai Dapur (Cymbopogon citratus L.) Hasil Pengeringan Oven Konveksi
Abstract
Tanaman serai (Cymbopogon citratus L.) merupakan salah satu tanaman
rumput rumputan yang mudah dan dapat dibudidayakan di Indonesia. Tanaman
serai dapur umumnya dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur masakan atau
pengharum makanan. Pemanfaatan serai dapur yang masih sederhana disebabkan
karena keterbatasan informasi tentang komoditas serai. Sehingga adanya upaya
pengolahan bubuk untuk meningkatkan daya guna nilai ekonomis. Pengolahan
bubuk serai dapur menggunakan proses pengeringan terlebih dahulu yang
kemudian dilakukan penepungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur
dan mengetahui mutu fisik bubuk serai dapur hasil pengeringan oven konveksi dan
menganalisis pengaruh perbedaan suhu dan durasi pengeringan terhadap mutu fisik.
Bahan yang digunakan merupakan serai segar. Penelitian ini menggunakan metode
rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua variabel suhu dan durasi pengeringan.
Suhu yang digunakan yaitu 60℃, 70℃ dan 80℃ serta durasi pengeringan yang
digunakan yaitu 18, 20 dan 22 jam. Serai dapur yang telah dikeringkan dan
ditepungkan kemudian diayak dengan ukuran ayakan 60 mesh. Parameter yang
digunakan untuk pengukuran mutu fisik yaitu warna, densitas curah, daya serap air
dan sudut tumpukan. Data mutu fisik hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji
ANOVA dua arah, kemudian uji lanjut menggunakan uji Duncan dan uji korelasi
pearson. Hasil dari proses pengeringan menghasilkan nilai kadar air akhir berkisar
8,16% – 10,55%. Bubuk serai dapur memiliki nilai tingkat kecerahan (L) sebesar
69,47 - 79,72, tingkat kemerahan (a) sebesar 3,06 – 4,59, tingkat kekuningan (b)
sebesar 15,34 – 17,55, densitas curah sebesar 0,38 – 0,47 g/cm3
, daya serap air
sebesar 3,60 – 4,45 ml/g, dan sudut tumpukan sebesar 33,99˚ – 38,39˚. Berdasarkan
analisis statistik, mutu fisik bubuk serai dapur lebih dipengaruhi oleh suhu
pengeringan