Show simple item record

dc.contributor.authorANANDRA, Nico Praditya
dc.date.accessioned2022-06-27T08:35:28Z
dc.date.available2022-06-27T08:35:28Z
dc.date.issued2021-01-31
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/107549
dc.description.abstractCempedak merupakan salah satu buah yang berasal dari Indonesia khususnya daerah Kalimantan. Pada tahun 2018 total panen cempedak di indonesia sebanyak 775.480 ton, khusu untuk wilayah Kalimantan Timur total panennya berjumlah 12.658 ton. Melimpahnya jumlah panen dari cempedak tersebut memiliki potensi suntuk diolah menjadi makanan khas. Cempedak dapat diolah menjadi mandai, tetapi mandai tersebut sudah banyak diproduksi oleh masyarakat lokal dengan memanfaatkan kulit buah cempedak Mandai pada umumnya menggunkan kadar garam tinggi sebgai suksesi bakteri asam laktat yang memiliki dampak kurang baik ketika dikonsumsi jangka panjang. Hal tersebut dapat diperbaiki dengan merubah proses suksesi bakteri asam laktat dengan proses pemanasan dan penambahan kultur pemula Lactobacillus casei strain Shirota sebelum fermentasi. Hal yang dapat ditingkatkan dari pemanfaatan kulit cempedak selain untuk dijadikan mandai yaitu dengan mengolahnya menjadi cuka mandai karena memiliki hasil fermentasi berupa asam-asam organik. Cuka mandai memiliki potensi sebagai salah satu produk derivat dari cempedak dengan tujuan utama memproduksi asam organik volatil berupa asam laktat. Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan cuka ialah suhu fermentasi. Proses pembuatan cuka mandai ini berfokus pada suhu fermentasi dengan parameter total bakteri dan kapang, derajat keasaman, total asam tertitrasi dan adanya asam organik volatil (asam asam laktat, asam propionat, asan butirat dan asam valerat). Fermentasi cuka mandai dilakukan selama tujuh hari dengan tiga variasi suhu yang teridiri dari suhu rendah (6-10oC), suhu ruang (29-31oC) dan suhu 37ºC. Hasil fermentasi dilakukan pengujian pada hari ke 0; 3; 5; 7 yang meliputi, total bakteri dan total kapang, pengukuran total asam dengan titrasi dan pengukuran derajat keasaman. Deteksi adanya asam organik volatil dilakukan pada sampel yang difermentasi pada hari ke-0 dan hari ke-7 menggunakan metode GC-MS dengan sasaran asam laktat, asam propionat, asam butirat dan asam valerat.en_US
dc.description.sponsorshipDr.Ir. Jayus (Dosen Pembimbing)en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakutas Teknologi Pertanianen_US
dc.subjectCuka Asam Laktaten_US
dc.titleProduksi Cuka Asam Laktat Mandai Sebagai Inovasi Varian Pengolahan Cempedak Arthocarpus Champedenen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record