Analisis Pengaruh Dosis Campuran Arang Tempurung Kelapa dan Bahan Perekat pada Karakteristik Briket Ampas Jamu
Abstract
Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang sederhana dan memiliki nilai kalor yang relatif tinggi, sehingga pengembangannya berpotensi untuk mengurangi penggunaan kayu bakar dan bahan bakar minyak (BBM). Ampas jamu merupakan salah satu bahan biomassa yang berasal dari sisa material pada produksi jamu yang terbuat dari tanaman obat seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak dan jenis tanaman obat lainya. Pemanfaatan ampas jamu sebagai briket sudah diimplementasikan oleh PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Tbk, sebagai bahan bakar mesin boiler. Menurut penelitian yang dilakukan bahan bakar dari ampas jamu memiliki nilai kalor 5200 kal/gram. pembuatan briket dari biomassa memerlukan penambahan bahan salah satunya arang tempurung kelapa dan perekat seperti molases dan tepung kanji untuk meningkatkan sifat fisik dari briket. Briket dengan kualitas baik memiliki nilai kadar air dan kadar abu maksimal 8%, nilai kalor lebih dari 5000 kal/gram, suhu pembakaran yang tetap 350℃ dalam jangka waktu yang cukup panjang dan mudah terbakar. Tujuan dari dilakukanya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik briket berdasarkan nilai kadar air, kadar abu, suhu pembakaran, laju pembakaran, dan nilai kalor.
Variabel perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan arang tempurung kelapa dengan beberapa dosis yaitu 10%, 20%, dan 30% dan variasi bahan perekat. Analisis data dilakukan dengan uji statistika ANOVA dua faktor. Hasil dari penelitian briket ampas jamu dengan variasi dosis arang tempurung kelapa dan variasi jenis perekat diperoleh komposisi briket terbaik adalah pada briket dengan pemberian arang tempurung kelapa 30% dengan jenis bahan perekat tapioka dengan nilai kalor tertinggi sebesar 10314,99 kal/gram, kadar air terendah