Aplikasi Nanopartikel Pati Jagung Hasil Fotooksidasi Sebagai Enkapsulan Kurkumin
Abstract
Senyawa fenolik kurkumin memberikan pigmen warna kuning pada
rimpang kunyit. Kurkumin memiliki sifat sebagai antikanker, antioksidan,
antimikroba dan antiinflamasi, namun kurkumin sukar larut di media aqueos dan
stabilitasnya rendah. Upaya peningkatan kestabilan dan perbaikan karakteristik
kurkumin dapat dilakukan dengan teknologi enkapsulasi. Matriks yang ideal untuk
enkapsulasi memiliki sifat pembentuk film, pengemulsi, biodegradable dan aman
dikonsumsi. Maltodekstrin (MD) sebagai pati modifikasi parsial dapat digunakan
untuk bahan penyalut enkapsulasi, namun penggunaan maltodekstrin dapat
menghasilkan dinding kapsul kurang kuat dan mengakibatkan terjadinya keretakan
pada permukaan dinding kapsul dan terjadi aglomerasi partikel. Peningkatan
kekuatan dinding kapsul dapat dilakukan dengan penambahan co-matriks
enkapsulasi seperti nanopartikel pati jagung (CSNp) karena ukuran partikelnya
sangat kecil. Selain itu, CSNp memiliki sifat porus sehingga dapat meningkatkan
kemampuan mengikat dan dapat menahan (retensi) bahan aktif. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh jenis bahan penyalut yaitu maltodekstrin dan
nanopartikel pati jagung serta kombinasi antara keduanya.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor yaitu
jenis penyalut (CSNp 100%, MD 100%, CSNp50%:MD50%) dan konsentrasi
penyalut (5% dan 10% b/v). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali.
Data hasil penelitian diolah menggunakan ANOVA (Analysis of Varian) pada taraf
5% dan diuji lanjut menggunakan DMRT (Duncan New Multiple Range Test). Hasil
penelitian ditampilkan dalam bentuk diagram.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komposisi bahan penyalut
berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan, kelarutan, higroskopisitas,
efisiensi enkapsulasi (EE) dan drug loading (DL). Penggunaan CSNp dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan dan drug loading, hal ini dikarenakan mikrostruktur dari matriks kapsul memiliki peran penting dalam retensi senyawa
yang terkapsul. Porositas dan luas area spesifik berperan besar dalam peningkatan
retensi komponen bioaktif. Penggunaan CSNp juga dapat menurunkan kelarutan
dan higroskopisitas, hal ini dikarenakan panjang rantai glukosa CSNp lebih
panjang daripada maltdekstrin sehingga berat molekulnya lebih tinggi sehingga
kelarutannya menjadi lebih rendah.
Konsentrasi penyalut 5% dapat meningkatkan kelarutan, higroskopisitas, DL
dan aktivitas antioksidan, hal ini dikarenakan penggunaan bahan padatan yang lebih
sedikit dapat membentuk dinding kapsul yang lebih tipis sehingga mikrokapsul
akan cepat larut dan higroskopis. Selain itu, jumlah padatan yang lebih sedikit juga
dapat meningkatkan konsentrasi bioaktif pada mikrokapsul.