Karakteristik Briket Arang Serbuk Gergaji dengan Perekat Berbahan Tapioka, Tepung Sagu, dan Molases
Abstract
Limbah pertanian merupakan bagian dari hasil proses pengolahan pertanian.
Salah satu contohnya adalah limbah serbuk kayu hasil gergajian. Limbah serbuk
gergaji dapat diolah menjadi briket arang. Kualitas briket arang ditentukan
berdasarkan sifat fisik dan kimianya antara lain ditentukan oleh kadar air, kadar
abu, kadar zat menguap, kadar karbon terikat, kerapatan, kekuatan tekan, dan nilai
kalor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tersebut adalah jenis perekat
yang digunakan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik
briket yang dihasilkan dari perlakuan yang ditentukan dan menentukan jenis
perekat terbaik pada briket berbahan serbuk gergaji.
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa perlakuan berdasarkan jenis
perekat. Perekat yang digunakan diantaranya, tapioka, tepung sagu dan molases.
Perbandingan masing-masing perekat yang digunakan sebesar 15% dan 85%
serbuk arang. Proses pembuatan briket meliputi pengeringan serbuk gergaji,
karbonisasi, penggilingan, pencampuran antara arang dan perekat, pencetakan
Pengujian briket dengan beberapa faktor yang diuji antara lain, kadar air, kadar
abu, laju dan suhu pembakaran, kerapatan, kuat tekan serta nilai kalor spesifik.
Analisis data menggunakan metode analisis ragam (ANOVA).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi jenis perekat berpengaruh nyata
terhadap kadar air, kadar abu, kerapatan dan kuat tekan, sedangkan tidak
berpengaruh terhadap laju, suhu pembakaran dan nilai kalor. Perlakuan terbaik
dari penelitian ini didapatkan dari perlakuan P2 dengan perekat tepung sagu.
Briket yang dihasilkan dari perlakuan ini memiliki nilai kadar air 0,283 % ; kadar
abu 10,44 % ; laju pembakaran 0,296 g/menit ; suhu pembakaran tertinggi 213oC ;
kerapatan 0,35 g/cm3
; kuat tekan 1,77 kg/cm2
; nilai kalor 6217,12 kal/g.