dc.description.abstract | Secara umum, peta penggunaan atau tutupan lahan digunakan untuk
menggambarkan kenampakan fisik dari suatu wilayah permukaan bumi. Peta
tersebut dapat disusun dari proses interpretasi citra satelit. Ketersediaan citra
dengan resolusi menengah (misalnya Landsat, Sentinel, SPOT) dapat
menghasilkan peta yang cukup akurat untuk mengklasifikasikan jenis-jenis
tutupan lahan yang ada pada suatu wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan peta tutupan lahan berdasarkan interpretasi citra satelit Landsat 8.
Serangkaian citra Landsat 8 OLI/TIRS waktu perekaman September –
Oktober 2018 diunduh, diolah dan diinterpretasikan untuk menghasilkan peta
tematik tutupan lahan daerah aliran sungai. Wilayah penelitian mencakup Provinsi
Jawa Timur. Tahapan pengolahan citra terdiri dari koreksi atmosferik, penajaman,
pemilihan komposit, mosaik dan klasifikasi. Dua metode klasifikasi digunakan
untuk selanjutnya dibandingkan dalam penelitian ini, yaitu metode klasifikasi
terbimbing dan tidak terbimbing. Klasifikasi terbimbing dilakukan menggunakan
algoritma Maximum Likelihood pada aplikasi MultiSpec™. Sedangkan klasifikasi
tidak terbimbing dilakukan menggunakan algoritma K-means Clustering pada
ORFEO Toolbox yang ada di aplikasi Quantum GIS. Uji akurasi dilakukan
menggunakan matriks kesalahan (confusion matrix) untuk mencari nilai akurasi
Kappa dan overall. Terdapat enam kelas tutupan lahan yang diidentifikasi, yaitu
(1) lahan terbangun, (2) sawah (irigasi/non irigasi), (3) ladang/lahan kosong, (4)
hutan/kebun, (5) badan air, dan (6) tutupan awan (tidak terklasifikasi). Kedua citra
yang telah terklasifikasi kemudian dipotong dengan sampel batas daerah aliran
sungai (DAS) dan dibandingkan dengan citra milik Google Earth dan peta tata
guna lahan (RBI) keluaran Badan Informasi Geospasial tahun 2008. | en_US |