Karakteristik Fisikokimia Dan Preferensi Teh Cascara Robusta Varietas Tugu Sari Dan Bp 42 Dengan Perbedaan Proses Pra Pengeringan
Abstract
Kulit kopi belum dimanfaatkan secara optimal, padahal kulit kopi masih
mengandung empat kelas utama senyawa fenolik yaitu flavan-3-ol (monomer dan
procyanidins), asam hidroksisinamat, flavonol, dan anthocyanidins dengan asam
klorogenat. Hal ini menunjukkan bahwa kulit kopi merupakan sumber antioksidan
dan senyawa fenolik potensial, sehingga kulit kopi berpotensi digunakan sebagai
bahan pembuatan minuman teh cascara. Teh cascara merupakan teh yang dibuat
dari kulit buah kopi Arabika maupun Robusta. Penelitian mengenai karakteristik
fisik dan kimia teh cascara yang telah dilakukan adalah dari kulit kopi Arabika,
namun belum dilaporkan ada yang menggunakan kulit kopi Robusta. Kandungan
senyawa fenolik dalam kulit kopi yang berasal dari perkebunan dan varietas yang
berbeda akan bervariasi, selain itu proses pengolahan juga menunjukkan
kandungan senyawa fenolik dan kafein yang sangat berbeda. Berdasarkan ulasan
di atas perlu dilakukan penelitian pengaruh perbedaan varietas dan proses pra
pengeringan untuk mengetahui karakteristik fisikokimia dan preferensi konsumen
pada minuman teh cascara Robusta.
Penelitian ini menggunakan dua faktor yaitu varietas (A) dan proses pra
pengeringan (B). Faktor perbedaan varietas terdiri dari dua taraf yaitu A1 (Tugu
Sari) dan A2 (BP 42), sedangkan proses pra pengeringan terdiri dari dua taraf
yaitu B1 (pengupasan kulit kopi sebelum pengeringan) dan B2 (pengupasan kulit
kopi setelah pengeringan). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali.
Penelitian ini menggunakan sembilan parameter pengamatan yaitu total padatan
terlarut, berat jenis, kecerahan, nilai pH, total asam tertitrasi, total polifenol,
aktivitas antioksidan, kadar kafein, uji efektivitas dan uji organoleptik oleh 100
panelis tidak terlatih untuk parameter rasa, aroma, warna dan keseluruhan.
Hasil penelitian menunjukkan pperlakuan terbaik teh cascara adalah A1B1
yaitu teh cascara varietas Tugu Sari dengan perlakuan pengupasan kulit sebelum
pengeringan. Teh cascara A1B1 memiliki nilai total polifenol 10,65 GAE/mL;
aktivitas antioksidan 70,12%; kadar kafein 1,25%; total asam tertitrasi 2,57%; pH
3,76; berat jenis 1,042 mg/mL; total padatan terlarut 2 oBrix; kecerahan (L*)
27,48; persentase kesukaan rasa dari agak suka sampai sangat suka 59%;
kesukaan aroma 59%; kesukaan warna 44% dan keseluruhan 63%. Perlakuan
terjelek adalah pada sampel A2B2 yaitu teh cascara varietas BP 42 dengan proses
pengupasan setelah pengeringan. Sampel A2B2 memiliki nilai total polifenol
10,39 GAE/mL; aktivitas antioksidan 60,77%; kadar kafein 1,15%; total asam
tertitrasi 1,98%; pH 4,9; berat jenis 1,047 mg/mL; total padatan terlarut 3,33
oBrix; kecerahan (L*) 26,9; persentase kesukaan rasa dari agak suka sampai
sangat suka 24%; aroma 25%; warna 49% dan keseluruhan 29%.