• Login
    View Item 
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Conference Proceeding
    • View Item
    •   Home
    • LECTURER SCIENTIFIC PUBLICATION (Publikasi Ilmiah)
    • LSP-Conference Proceeding
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Bondowoso: Ladang Emas Bagi Para Investor Eropa Tahun 1897-1930

    Thumbnail
    View/Open
    F. IB_Prosiding_Latifatul Izzah_BONDOWOSO LADANG EMAS BAGI PARA.pdf (2.015Mb)
    Date
    2019-06-01
    Author
    Izzah, Latifatul
    Sulistiyono, Singgih Tri
    Rochwulaningsih, Yety
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sejak Kabupaten Bondowoso menjadi bagian dari Karesidenan Besuki sudah menjadi ketertarikan tersendiri bagi para penguasa kolonial untuk mengeksploitasinya. Berawal dari Herman Willem Daendels (1808-1811) yang menggadaikan Karesidenan Besuki pada Borjuis Cina sampai pada ketertarikan para investor Eropa (Belanda dan Inggris) pada tahun 1897 untuk menanamkan investasinya di wilayah Bondowoso. Regulasi pemerintah, kesuburan wilayah Bondowoso, tersedianya tenaga kerja yang cukup dan murah, sarana dan prasarana berupa pelabuhan besar seperti Panarukan menjadi magnet bagi para investor Eropa untuk mendapatkan hak erfpacht (hak sewa). Periode dalam penelitian ini diawali tahun 18971930. Pada tahun ini Hindia Belanda mengalami apa yang disebut “economic boom”. Penelitian ini dibedah dengan menggunakan pendekatan Ekonomi Politik yang dipadukan dengan Metode Sejarah. Hasil riset membuktikan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan para investor Eropa tertarik menyewa lahan di Bondowoso. Pertama, adanya kekuatan hukum bagi para investor sebagai penyewa lahan. Kedua, lahannya sangat cocok untuk perkebunan kopi dan tembakau yang menjadi komoditi primadona di wilayah Eropa pada saat itu. Ketiga, tersedianya tenaga kerja yang murah. Mereka datang dari wilayah Madura dan Sapudi yang masuk ke wilayah Bondowoso melalui Pelabuhan Panarukan. Pengelola transportasi laut tersebut adalah Perusahaan Pelayaran “Bodemeijer”, yang menyelenggarakan pelayaran setiap hari dari Sumenep-Panarukan. Keempat, adanya fasilitas berupa pelabuhan besar seperti Pelabuhan Panarukan yang tidak jauh dari Bondowoso sebagai sarana untuk membawa produksi perkebunan mereka ke wilayah Eropa.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97409
    Collections
    • LSP-Conference Proceeding [1877]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository