Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Erosi pada Sub DAS Kemuning, Bintoro, dan Antrokan Kabupaten Jember
Author
FADILA, Yaumil Zahro
Metadata
Show full item recordAbstract
Sub DAS Kemuning, Bintoro, dan Antrokan merupakan bagian dari DAS Bedadung. Beberapa tahun terakhir di DAS Bedadung mengalami alih fungsi lahan yang mengakibatkan daya resapan air berkurang dan peningkatan erosi, dikarenakan banyak tanaman keras disekitar DAS Bedadung ditebang. Tanaman keras ditebang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan perubahan sifat tanah. Erosi dipengaruhi oleh kondisi tanah, jika tanah tersebut mengandung banyak bahan organik, daya serap air terhadap tanah baik serta memiliki tekstur dan struktur kuat sehingga tidak akan terjadi erosi begitupun sebaliknya . Dengan demikian perlu adanya penelitian untuk mengetahui besarnya erosi yang terjadi di lokasi studi. Salah satu metode untuk prediksi erosi yang sering digunakan adalah metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Parameter pada metode USLE salah satunya adalah erodibilitas tanah (K). Saat ini akurasi data tanah yang tersedia kurang akurat karena penggunaan peta tanah terbitan tahun 1960. Maka dari itu perlu dilakukan pengukuran sifat tanah di lapang untuk memperbarui data yang lama.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya laju erosi dan tingkat bahaya erosi berdasarkan nilai erodibilitas tanah berdasarkan sifat tanah di lapang (K1) dan sifat tanah berdasarkan peta tanah (K2) serta pengaruh dampak perubahan penggunaan pada lahan pada tahun 2001 dan 2014. Data input untuk penelitian ini adalah peta digital dan peta hasil pengukuran sifat tanah di lapang. Input data berdasarkan peta digital antara lain layer data hujan dari tahun 2004 sampai 2014, peta jenis tanah tahun 1960 dan peta berdasarkan pengukuran sifat tanah dilapang pada tahun 2018, peta tata guna lahan tahun 2001 dan 2014, serta layer data DEM (Digital Elevation Model). Data tersebut digunakan untuk input data dalam perhitungan laju erosi berdasarkan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yang terintegrasi dengan GIS.
Hasil penelitian menunjukkan laju erosi di lokasi studi berdasarkan nilai erodibilitas (K1) dari pengukuran lapang pada berbagai kondisi penggunaan lahan baik pada tahun 2001 ataupun 2014 menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan erosi yang dihasilkan denggan penggunaan nilai erodibilitas (K2) dari peta tanah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor erodibilitas (K) sangat berpengaruh pada besarnya laju erosi. Nilai tingkat bahaya erosi (TBE) menunjukkan kecenderungan yang sama dan berbanding lurus dengan hasil prediksi laju erosi. Dengan demikian tindakan konservasi perlu dilakukan dilokasi studi.