Perubahan Kadar Air, Warna dan Tekstur Bawang Putih (Allium sativum) Pada Beragam Suhu Pemanasan
Abstract
Bawang putih (Allium sativum) merupakan salah satu komoditi pertanian
yang dibutuhkan penduduk di dunia, terutama dimanfaatkan sebagai bahan
penyedap beberapa jenis makanan. Bawang putih juga dipercaya sebagai obat
yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Namun bawang putih
memiliki bau yang menyengat jika dikonsumsi secara langsung. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengolahan bawang putih menjadi bawang hitam. Bawang hitam
merupakan salah satu pengolahan bawang putih sebagai obat. Bawang hitam
memiliki tekstur yang lembut, bau yang tidak menyengat dan memiliki rasa yang
manis sehingga mudah untuk dikonsumsi secara langsung.Tujuan penelitian ini
adalah [1] mengetahui perubahan bawang putih kadar air, warna dan tekstur
selama proses pemanasan dengan menggunakan oven. [2] mengkaji pengaruh
suhu pemanasan bawang putih dengan menggunakan oven terhadap perubahan
kadar air, warna dan tekstur bawang putih selama proses pemanasan. [3]
menyusun model empiris perubahan kadar air, warna dan tekstur bawang putih
selama proses pemanasan menggunakan oven. Suhu yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu 60oC, 70oC dan 80oC. Pengambilan data dilakukan setiap 2
hari sekali dengan 3 kali ulangan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis
perubahan kadar air, tekstur, warna dan pemodelan menggunakan analisis regresi
linier berganda metode stepwise menggunakan aplikasi SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar suhu pemanasan yang
digunakan, semakin singkat pula waktu yang dibutuhkan pada proses pemanasan.
Kadar air bawang putih selama proses pemanasan mengalami penurunan dari
kadar air antara 65.442%-65.588% menjadi sebesar 40.651%-45.171%. Tekstur
bawang putih selama proses pemanasan mengalami penurunan dari sebesar
1000.8 N-1099.8 N menjadi 52.4N-66.7N. Warna bawang putih selama proses
pemanasan mengalami perubahan pada parameter L, a dan b. Parameter warna L
menurun dari 75.7-74.6 menjadi 36.7-37.4, parameter warna a berubah dari -0.1-
0.3 menjadi -0.6-0.3 dan parameter warna b menurun dari 23.9-25.6 menjadi 4.3-
9.1. Berdasarkan hasil pemodelan, persamaan kadar air, tekstur dan nilai L
memiliki tingkat akurasi yang tinggi pada ketiga suhu. Persamaan nilai a dan nilai
b memiliki tingkat akurasi tinggi pada suhu 60oC dan 70oC sedangkan pada suhu
80oC tingkat akurasinya rendah. Persamaan Persamaan kadar air memiliki R2
tertinggi pada suhu 80
oC yaitu 0.998 dan RMSE sebesar 0.3. Persamaan tekstur
memiliki R2
tertinggi pada suhu 70
oC, sebesar 0.997 dan RMSE sebesar 17.2.
Persamaan L memiliki R2
tertinggi pada suhu 60oC sebesar 0.999, dan RMSE
sebesar 0.2. Persamaan a memiliki R2
tertinggi pada suhu 60oC sebesar 0.980 dan
RMSE sebesar 0.4. Persamaan b memiliki R2
tertinggi pada suhu 60oC sebesar
0.999 dan RMSE sebesar 0.2.