Show simple item record

dc.contributor.advisorHERRY P, Bambang
dc.contributor.authorMUSLIM, M. Afandi
dc.date.accessioned2019-11-26T07:40:34Z
dc.date.available2019-11-26T07:40:34Z
dc.identifier.nimNIM141710301024
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96279
dc.description.abstractGula merupakan produk hasil olahan dari tebu (Saccharum officinarum) yang menjadi salah satu dari bahan komoditi pangan utama, selain beras, kedelai, dan jagung dengan jumlah produksinya yang masih kecil dibanding kebutuhan. Peningkatan permintaan gula dalam negeri seharusnya diiringi dengan peningkatan produktivitas pabrik gula, tetapi 67 pabrik gula aktif hanya mampu memenuhi kebutuhan rata-rata 2.3 juta ton/tahun. Berbagai penyebabnya antara lain anomali iklim, rendemen kecil (di bawah 8%) dan produktivitas rendah (di bawah 80 ton/hektar). Potensi resiko produksi gula data terjadi sejak tebu diterima di pabrik hingga proses produksi. Potensi resiko produksi yang menjadi prioritas untuk dikendalikan adalah penurunan rendemen karena rendemen mencerminkan seberapa besar gula yang dapat dihasilkan dari tebu yang digiling. Penurunan rendemen tebu akibat terjadinya tunda giling jauh lebih besar dibandingkan saat pengolahan di pabrik. Mutu tebu setelah ditebang memiliki nilai briks rata-rata 20.29% dan pol rata-rata 17.13%. Setelah sampai di caneyard, tebu mengalami penyusutan mutu dengan nilai briks rata-rata 19.59% dan pol rata-rata 16.24%. Hal tersebut disebabkan oleh inversi mikrobiologi, terutama oleh infeksi bakteri Leuconostoc mesenteroides selama di lahan, pengiriman dan produksi. Bakteri ini memproduksi dekstransukrase yang mensintesa sukrosa menjadi dekstran. Kadar dekstran yang tinggi dalam nira bisa mengganggu produksi gula tebu. Selain berakibat terhadap kehilangan sukrosa, tingginya konsentrasi dekstran dapat pula meningkatkan viskositas nira yang berpengaruh nyata terhadap penurunan rendemen, kualitas gula, dan beresiko terhadap biaya ekonomi tinggi. Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu tahap identifikasi sistem, tahap pembuatan model, dan tahap analisis kebijakan. Pada tahap identifikasi dilakukan dengan survei dan wawancara dalam lingkup proses penebangan tebu hingga proses produksi untuk mendapatkan data-data primer dan data-data sekunder dalam sistem pabrik gula Semboro, selanjutnya dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada sistem produksi gula PG Semboro serta dilakukan studi literatur. Kemudian pada tahap ke dua dilakukan pembuatan model dengan cara mengidentifikasi variabel-variabel pada sistem produksi pada pabrik gula Semboro yang dilanjutkan dengan menyusun konsep model sistem dengan membuat CLD (Causal Loop Diagram) dan SFD (Stock Flow Diagram) dengan formulasi logika model agar dapat merepresentasikan keadaan aktual. Setelah itu, model yang tersusun dilakukan verifikasi dan validasi untuk mengukur kemampuan model dengan menggunakan metode MAPE yang diulang sebanyak 50 kali dan diuji distribusi datanya. Dan tahap yang terakhir adalah perumusan kebijakan sebagai tindakan korektif untuk memperbaiki sistem yang telah ada.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries141710301024;
dc.subjectPengendalian Resiko Produksien_US
dc.subjectPabrik Gulaen_US
dc.titleModel Sistem Dinamis Pengendalian Resiko Produksi Gula di Pabrik Gula Semboroen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record