dc.description.abstract | Kebutuhan jagung manis nasional tahun 2015 mencapai 8,6 juta ton/tahun (Kementrian Perindustrian, 2016). Kandungan gizi jagung yang lengkap, dapat mengalami kerusakan yang disebabkan mikroorganisme, sehingga mutu dan pemanfaatanya menurun. Kondisi tersebut dapat diatasi dengan cara pengalengan jagung pipil beku (frozen sweet corn). Salah satu perusahaan pengalengan jagung pipil beku adalah CV. Bariball Agriculture. Perusahaan tersebut menerapkan pengendalian kualitas (Quality Control) secara manual sesuai peraturan perusahaan. Hal tersebut menyebabkan berbagai masalah, seperti produk yang dihasilkan mengalami kerusakan atau cacat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi proses pengolahan, dan factor-faktor penyebab cacat produk, serta merumuskan upaya perbaikan yang dilakukan di CV. Bariball Agriculture. Metode yang digunakan pada penelitian ini, antara lain observasi dan wawancara sebagai data primer, dan referensi pustaka sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan, proses pengolahan dengan nilai resiko cacat produk tertinggi adalah pada proses pemecahan bonggol jagung, yaitu sebesar 4,31. Faktor yang menjadi penyebab pada proses pemecahan bonggol jagung, antara lain mesin, metode, dan manusia atau pekerja. Perbaikan yang dapat dilakukan antara lain perawatan mesin pemecah bonggol, meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari segi pendidikan dan keterampilan | en_US |