Show simple item record

dc.contributor.advisorAndriyani, Idah
dc.contributor.advisorINDARTO
dc.contributor.authorAMBARWATI, Astarina Ayu
dc.date.accessioned2019-11-26T07:35:14Z
dc.date.available2019-11-26T07:35:14Z
dc.identifier.nimNIM131710201049
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96272
dc.description.abstractDaerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah yang dikelilingi oleh pegunungan di mana air hujan yang jatuh di daerah tersebut dan mengalir menuju sungai utama di dalam daerah aliran sungai. DAS Sampean terletak di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Jember, Jawa Timur, Indonesia yang memiliki intensitas curah hujan yang sangat tinggi dan tekstur tanah yang mudah tererosi. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan pada suatu tempat lain oleh media air atau angin (Arsyad, 1989:30). Erosi juga dipengaruhi oleh kemiringan lereng, iklim dan faktor erodibilitas tanah. Oleh karena itu diperlukan pendugaan erosi. Pendugaan besarnya erosi sangat dibutuhkan untuk dapat mengetahui apakah erosi yang terjadi sudah berada pada tingkat bahaya erosinya, sehingga dapat diketahui tindakan-tindakan konservasi yang harus dilakukan untuk memaksimalkan produktivitas lahan tanpa mengesampingkan keberlanjutan sember daya lahan dan ekosistem. Salah satu metode yang digunakan untuk memprediksi erosi yaitu metode USLE (Universal Soil Loss Equation). USLE merupakan metode yang umum digunakan untuk memprediksi laju erosi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh erosivitas hujan (R) pada periode I (2000-2004), periode II (2005-2009) dan periode III (2010-2014) terhadap hasil erosi DAS Sampean dengan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Langkah pertama dari metode tersebut adalah melakukan inventarisasi data dan analisis data yang diperoleh dari faktor R untuk setiap period, langka kedua adalah mengidetifkasi faktor panjang dan kemiringan lereng (LS) yang diperoleh dari ASTER DEM2, langkah ketiga adalah menganalisis faktor pengelolaan tanaman (C) dan faktor konservasi lahan (P) yang diperoleh dari interpretasi peta tata guna lahan, langka keempat adalah mengidentifikasi faktor erodibilitas tanah (K) yang diperoleh dari peta jenis tanah. Langkah kelima adalah menginput dan mengolah layer faktor erosi yaitu R (I, II, dan III), K, LS, dan CP menggunakan ArcGIS. Langkah berikutnya adalah menghitung tingkat bahaya erosi menggunakan metode USLE. Langkah terakhir adalah mengaklasifikasi tingkat bahaya erosi dan membuat layout peta tersebut. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan curah hujan setiap periodenya yang meningkatkan nilai R sehingga besarnya laju erosi pada setiap periode mengalami kenaikan. Namun hasil pemetaan tingkat bahaya erosi secara keseluruhan pada lokasi penelitian adalah rendah karena curah hujan yang tinggi terjadi pada daerah dengan nilai LS yang rendah. Disarankan untuk melalukan penelitian lanjutan tentang pengaruh perubahan iklim terhadap tingkat bahaya bencana banjir dan kekeringanen_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries131710201049;
dc.subjectErosivitas Hujanen_US
dc.subjectLaju Erosien_US
dc.subjectMetode USLEen_US
dc.subjectDAS Sampeanen_US
dc.titleAnalisis Pengaruh Erosivitas Hujan (R) Terhadap Laju Erosi dengan Menggunakan Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) di Wilayah DAS Sampeanen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record