Show simple item record

dc.contributor.advisorTARUNA, Iwan
dc.contributor.advisorHARRI, Setiyo
dc.contributor.authorPALUPI, Navira Ratna
dc.date.accessioned2019-11-26T06:40:05Z
dc.date.available2019-11-26T06:40:05Z
dc.identifier.nimNIM161710201101
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96141
dc.description.abstractTanaman jahe segar memiliki kadar air ±90% basis basah sehingga tanaman ini mudah mengalami kerusakan. Selama proses pengiriman jahe dalam bentuk segar mempunyai kelemahan yaitu jumlah volume yang besar dan bahan yang mudah rusak. Proses pengeringan dan penepungan sangat disarankan untuk pengolahan lebih lanjut agar dapat mengurangi timbulnya kerusakan hasil panen, memaksimalkan mutu hasil pengolahan, dan meningkatkan nilai ekonomi tanaman jahe. Informasi tentang kajian sifat enjiniring bubuk jahe dari berbagai varietas jahe merah dan gajah masih sulit ditemukan, sehingga perlu dilakukan evaluasi sifat enjiniring bubuk jahe merah dan gajah. Salah satu metode pengeringan yang dapat digunakan untuk mengeringkan tanaman jahe merah dan gajah adalah menggunakan alat pengering konveksi. Kegunaannya adalah untuk mempelajari proses produksi bubuk jahe merah dan gajah menggunakan metode konveksi. Secara khusus tujuannya adalah (1) menentukan sifat enjiniring produk bubuk jahe merah dan gajah yang meliputi kadar air, warna, densitas curah, daya serap air, daya serap minyak, angle of repose, dan sifat termal, (2) membandingkan sifat enjiniring produk bubuk jahe merah dan gajah yang dhasilkan dari beragam suhu pengeringan. Suhu yang digunakan dalam proses pengeringan adalah 60, 75, dan 90oC. Hasil pengukuran sifat enjiniring pada bubuk jahe merah dan gajah memiliki rentang nilai antara lain; kadar air bubuk jahe merah sebesar 8,80 – 10,13% bb dan bubuk jahe gajah sebesar 9,56 – 10,00% bb; nilai L bubuk jahe merah sebesar 44,3 – 51,2 lebih rendah dari bubuk jahe gajah sebesar 48,3 – 55,5; nilai a bubuk jahe merah dan gajah sebesar 2,7 - 4,5 dan 1,4 – 3,2; nilai b bubuk jahe merah sebesar 14,1 – 16,9 lebih rendah dari bubuk jahe gajah sebesar 17,9 – 21,6; densitas curah bubuk jahe merah lebih tinggi dari jahe gajah sebesar 0,42 - 0,54 dan 0,35 – 0,42 g/ml; daya serap air bubuk jahe merah sebesar 2,293 - 6,008 ml/g dan bubuk jahe gajah sebesar 2,420 – 4,496 ml/g; daya serap minyak bubuk jahe merah adalah 0,949 - 1,202 ml/g dan bubuk jahe gajah sebesar 1,123 – 1,466 ml/g; konduktivitas termal bubuk jahe merah sebesar 0,113 - 0,140 W/mK dan bubuk jahe gajah sebesar 0,105 – 0,123 W/mK, panas spesifik bubuk jahe merah sebesar 0,936 - 1,199 MJ/m3K dan bubuk jahe gajah sebesar 0,846 – 1,053 MJ/m3K, difusivitas termal bubuk jahe merah sebesar 0,114 - 0,139 mm2/s dan bubuk jahe gajah sebesar 0,104 – 0,129 mm2/s, angle of repose bubuk jahe merah sebesar 40,4 – 43,9o dan bubuk jahe gajah 40,1 – 44,4o. Secara umum, mayoritas sifat enjiniring lebih dipengaruhi oleh varietas jahe dibandingkan dengan suhu pengeringan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries161710201101;
dc.subjectSifat Enjiniringen_US
dc.subjectJahe Merahen_US
dc.subjectGajahen_US
dc.titleKomparasi Sifat Enjiniring Bubuk Jahe Merah Dan Gajah Hasil Pengeringan Tipe Konveksien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record