dc.description.abstract | Peptida bioaktif pada protein, yang tersusun atas 3-20 asam amino, memiliki aktivitas fungsional yang menguntungkan bagi kesehatan manusia. Peptida tersebut dapat menunjukkan aktivitas yang berbeda tergantung pada urutan asam amino penyusunnya, seperti aktivitas penghambatan ACE-I. Peptida tersebut dihasilkan dari proses hidrolisis secara enzimatis oleh alcalase dan flavourzyme. Kedua protease tersebut mampu memotong spesifik ikatan peptida sehingga menghasilkan peptida dengan urutan asam amino seperti Lys-Asp-Try-Arg-Leu atau Val-Thr-Pro-Ala-Leu-Arg yang memilki kemampuan penghambatan ACE-I. Salah satu sumber protein nabati yang dapat digunakan untuk menghasilkan peptida tersebut adalah protein kacang tunggak. Pada penelitian ini protein kacang tunggak dihidrolisis menggunakan alcalase atau flavourzyme untuk menghasilkan peptida yang memiliki aktivitas penghambatan ACE-I. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein tepung kacang tunggak, ekstrak protein dan hidrolisat protein kacang tunggak, menentukan aktivitas penghambatan ACE-I hidrolisat protein kacang tunggak, menentukan derajat hidrolisis, serta kelarutan hidrolisat protein.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri atas 3 (tiga) tahapan yaitu: 1) ekstraksi protein kacang tunggak, 2) hidrolisis protein kacang tunggak, dan 3) analisis aktivitas penghambatan ACE-I hidrolisat protein, kadar protein tepung kacang tunggak, ekstrak dan hidrolisat proteinnya, derajat hidrolisis dan kelarutan hidrolisat. Data dianalisis menggunakan uji deskriptif dan disajikan dalam tabel, grafik dan histogram. Selain itu digunakan juga data sekunder yang yang diperoleh dari beberapa referensi dan beberapa penelitian terkait.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein kacang tunggak sebesar 19,3 persen, dan 64,2 persen pada ekstrak proteinnya. Sementara itu, hidrolisat protein kacang tunggak terhidrolisi alcalase dan flavourzyme memiliki kandungan protein sebesar 59,2 persen dan 47,9 persen, secara berturut-turut. Protein kacang terhidrolisis alcalase dan flavourzyme menghasilkan derajat hidrolisis sebesar 49 persen dan 34 persen secara berturut-turut. Selain itu, hidrolisat ini juga mampu menghambat aktivitas ACE-I berturut-turut sebesar 80 persen pada penggunaan alcalase dan 77 persen pada flavourzyme. Hidrolisat protein kacang tunggak terhidrolisis alcalase paling larut pada pH 8 senilai 96 persen, lebih tinggi daripada kelarutan hidrolisat terhidrolisis flavourzyme seniai 86 persen. Hidrolisat protein kacang tunggak terhidrolisis alcalase dan flavourzyme dengan kelarutan terendah pada kedua hidrolisat terjadi pada pH 5 senilai 41 dan 34 persen | en_US |