Analisis Kebutuhan Air Tanaman dan Indeks Pertanaman Pada Subdas Antokan Kabupaten Bondowoso
Author
JATMIKO, Bintang Candra
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu kebijakan pertanian sesuai dengan yang tertuang dalam RPJM
Tahun 2010 – 2014 untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah peningkatan
ketahanan pangan. Salah satu kebijakan pembangunan pertanian ini dilaksanakan
dengan meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan produktivitas dan
indeks pertanaman. Untuk itu dukungan dari sektor irigasi sangat penting dan
pemanfaatan air irigasi harus optimal. Indeks pertanaman menunjukkan besarnya
produktifitas lahan selama musim tanam dalam waktu satu tahun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kebutuhan air irigasi dan indeks pertanaman serta
potensi peningkatan produktifitas pertanian pada SubDAS Antokan Kabupaten
Bondowoso. Penelitian dilakukan dengan cara (1) melakukan inventarisasi dan
digitasi aset irigasi ; (2) pengolahan data tanaman untuk mengetahui jenis
tanaman, luas tanam, dan indeks pertanaman; (3) pengolahan data debit untuk
mengetahui debit terukur pada setiap aset irigasi ; (4) pengolahan peta jenis tanah
untuk mengetahui jenis tanah setiap aset irigasi (5) yang selanjutnya digunakan
untuk mengetahui debit rencana setiap aset irigasi pada SubDAS Antokan. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa terdapat 19 daerah irigasi pada SubDAS
Antokan perlu dilakukan perluasan daerah layanan untuk memanfaatkan
ketersediaan air irigasi yang ada secara optimal. Hal tersebut dilakukan kerena 19
daerah irigasi tersebut memiliki jumlah air yang melimpah Peningkatan daerah
layanan dapat meningkatkan indeks pertanaman yang selanjutnya dapat
meningkatkan produksi pertanian. Sedangkan satu daerah irigasi pada SubDAS
Antokan perlu dilakukan suplesi air. Suplesi air atau penambahan air dapat
dilakukan dengan pembangunan waduk berdasarkan sumber air yang dekat
dengan daerah layanan. Penambahan sumber air dapat meningkatkan keefektifan
penggunaan lahan yang mampu meningkatkan indeks pertanaman. Pemecahan
masalah yang ditawakan untuk daerah irigasi yang kekurangan air yaitu merubah
pola tanam dari Padi – Padi – Padi menjadi Palawija – Palawija – Palawija
bergantung pada ketersediaan debit. Selain itu, perlu dilakukan analisis pengaruh
kerusakan aset jaringan irigasi terhadap efisiensi penyaluran air irigasi karena
kerusakan pada jaringan irigasi yang menyebabkan kehilangan air dan kerusakan
pada jaringan irigasi dapat menyebabkan penyaluran air tidak sesuai dengan
perencanaan pemenuhan air irigasi yang akan mempengaruhi indeks pertanaman.
Kerusakan pada jaringan ini perlu dilakukan rehabilitasi sesuai dengan tingkat
kerusakan pada aset.