dc.description.abstract | Kulit ubi kayu merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh agroindustri
pengolahan ubi kayu seperti pada industri tapioka ataupun turunannya.
Keberadaannya cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit
ubi kayu mengandung komponen lignoselulosa dan juga pati yang cukup tinggi
sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber gula pereduksi melalui
proses hidrolisis. Hidrolisis enzimatik dengan bantuan mikroorganisme dipilih
karena jauh lebih ramah lingkungan sebab tidak terjadi degradasi gula hasil
hidrolisis, kondisi proses yang lebih lunak (suhu rendah, pH netral), berpotensi
memberikan hasil yang tinggi, dan biaya pemeliharaan yang relatif rendah karena
tidak ada bahan yang korosif. Kendala yang dihadapi dalam proses hidrolisis
enzimatik menggunakan bantuan mikroorganisme adalah kemampuan
mikroorganisme yang masih rendah dalam mendegradasi komponen selulosa,
hemiselulosa, dan pati sehingga proses hidrolisisnya tidak efisien. Oleh karena itu
perlu adanya optimalisasi pada proses hidrolisis untuk menghasilkan gula reduksi
yang maksimal. Tujuan dari penelitian ini yaitu utuk mengetahui kombinasi
perlakuan konsentrasi substrat dan tingkat kecepatan aerasi yang efisien dalam
menghasilkan gula reduksi.
Optimasi terhadap proses hidrolisis dilakukan dengan mengkombinasikan
perlakuan konsentrasi substrat tepung kulit ubi kayu (2% dan 3%) dengan tingkat
kecepatan aerasi (0 L/min; 0,3 L/min; 0,6 L/min). Substrat yang telah dipreparasi
selanjutnya diinokulasikan dengan kultur campuran kapang Aspergillus niger,
Trichoderma viride, dan Acremonium sp. IMI 383068, diinkubasi pada suhu 30oC
selama 60 jam dan dilakukan pengamatan populasi mikroba, gula reduksi, dan
total gula terlarut secara periodik setiap 12 jam. Pengamatan juga dilakukan pada
bahan baku tepung kulit ubi kayu yang meliputi kadar air, kadar lignoselulosa,
dan kadar pati untuk keperluan perhitungan nilai rerata derajat polimerisasi dan
efisiensi hidrolisis.
Hasil penelitian menunjukkan tepung kulit ubi kayu yang digunakan sebagai
substrat hidrolisis mengandung komponen selulosa sebesar 51,19%, hemiselulosa
sebesar 16,93%, dan pati 11,55%. Variasi perlakuan kosentrasi substrat dan
tingkat kecepatan aerasi yang digunakan dapat mempengaruhi peningkatkan kadar
gula reduksi yang dihasilkan. Kombinasi perlakuan yang memiliki efisiensi
hidrolisis tertinggi yaitu hidrolisis dengan penggunaan konsentrasi substrat 2%
pada kecepatan aerasi 0,6 L/min menghasilkan gula reduksi sebesar 8,33 g/L dan
efisiensi hidrolisis sebesar 52,29%. | en_US |