Show simple item record

dc.contributor.advisorCandra, Tri
dc.contributor.advisorHermiyanto, Bambang
dc.contributor.authorAzizi, Mukhammad Riza
dc.date.accessioned2019-11-26T06:02:44Z
dc.date.available2019-11-26T06:02:44Z
dc.identifier.nimNIM121510501181
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/96004
dc.description.abstractGunung Sadeng berada pada posisi 08020’9.02” – 08021’34.01 Lintang Selatan (LS) serta 113028’12.67” – 113029’18.28 Bujur Timur (BT) dan terletak di wilayah Kecamatan puger dan terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi Desa Puger Wetan, Desa Puger Kulon dan Desa Grenden. Gunung Sadeng itu sendiri memiliki ketinggian 150 m dpl. Gunung Sadeng merupakan satu-satunya gunung kapur yang berada di wilayah Kabupaten Jember. Di gunung Sadeng itu sendiri telah dilakukan penambangan kapur sejak tahun 1920 hingga saat ini,baik penambangan secara konvensional peroangan maupun menggunakan alat berat oleh perusahaan asing dan dalam negeri sendiri. Pada gunung Sadeng terdapat beberapa macam penggunaan lahan diantaranya yakni zona aktif tambang, zona pasca tambang, zona rehabilitasi dan zona natural. Minimnya vegetasi merupakan salah satu ciri dari areal perambangan maupun bekas pertambangan dimana hal tersebut akan berpengaruh pada pengikisan lapisan tanah, kadar bahan organik yang rendah dan kahat akan unsur N,P dan K. Jumlah dan jenis vegetasi akan berpengaruh pada sifat fisik dan biologi tanah yang ada. Tujuan dari penelitian ini yakni 1) Mengetahui keragaman mikroorganisme pada daerah perakaran tanaman dominan di empat zona gunung Sadeng. 2) Mengetahui Indeks keanekaragaman dan kemerataan makrofauna di empat zona gunung Sadeng serta perananya. 3) Mengetahui korelasi antara tekstur dan kadar air dengan mikroorganisme di empat zona gunung Sadeng.4) Mengetahui jenis tanaman yang mendominasi di tiap-tiap zona pada gunung Sadeng. Penelitian ini dilakukan di Gunung Sadeng Kecamatan Puger, pada bulan Oktober 2016 sampai Mei 2017. Penelitian dimulai dari penentuan titik sampel di lahan, penghitungan vegetasi dominan, penentuan makrofauna, kemudian analisa sampel di Laboatorium biologi dan fisika tanah jurusan ilmu tanah, Fakultas Pertanian. Hasil dari korelasi linier menunjukkan bahwa total populasi bakteri, azotobacter dan BPF mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kadar air, sedangkan fungi memiliki korelasi linier dengan kadar air akan tetapi sangat lemah. Total populasi BPF berkorelasi sangat kuat dengan clay, azotobacter dan bakteri berkorelasi kuat dengan clay dan fungi memiliki korelasi sangat lemah dengan clay. Setiap zona memiliki jumlah populasi makrofauna yang berfariasi. Secara keseluruhan jumlah makrofauna yang paling banyak yaitu populasi dari semut hitam. Semut hitam umumnya mudah diketahui pada zona Natural karena pada zona ini memiliki banyak vegetasi tanaman sehingga sumber makanan juga banyak ditemui. Sedangkan populasi makrofauna paling sedikit terdapat pada zona Aktif tambang. Pada zona Aktif tambang vegetasi tanaman sangat minim atau sedikit sehingga sumber makanan untuk makrofauna sangat terbatas. Dari empat zona yakni zona Natural, zona ehabilitasi, zona Pasca tambang dan zona Aktif tambang memiliki indeks keanekaragaman makrofauna yang rendah yakni dibawah 0,6 akan tetapi memiliki nilai indeks kemerataan yang tinggi yakni diatas 0,9 dan dimana nilai tersebut sudah merupakan nilai tetapan dari Shannon- Wiener.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121510501181;
dc.subjectBiologi Tanahen_US
dc.titleKarakteristik Tekstur, Kadar Air Dan Biologi Tanah Di Empat Zona Gunung Sadeng Kecamatan Puger Kabupaten Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record